Biaya perbaikan dan pemulihan fasilitas gedung Hotel Asrama Haji Surabaya ditaksir mencapai angka miliaran rupiah. Hotel ini dipinjam Pemerintah Kota Surabaya untuk lokasi karantina warga terpapar Covid-19 sejak 2020.
Kepala UPT Asrama Haji Surabaya Sugianto mengatakan kerusakan hotel tersebut cukup masif. Hotel Asrama Haji ini terdiri dua gedung, yakni Gedung Zam-zam dan Gedung Shofa.
"(Biaya perbaikan) kalau angkanya di atas miliar (rupiah). Saya lihat, di Zam-zam hampir semua rusak. Kerusakan Zam-zam 80 persen, Shofa 30-40 persen," kata Sugianto saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Rabu (2/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sugianto mengatakan pihaknya sangat dirugikan setelah kondisi hotel tersebut viral di media sosial. Secara administrasi gedung itu aset Kementerian Agama. Namun, sejak 2020 dipinjam oleh Pemkot Surabaya.
"Saya pihak yang dirugikan, karena namanya nempel di Asrama Haji, tapi di sisi lain gedung itu dalam pengelolaan Pemkot, mestinya itu tidak perlu terjadi," ujarnya.
Lebih lanjut, Sugianto menyebut terdapat kerusakan kategori ringan, sedang, hingga berat di lingkungan hotel tersebut. Kerusakan ringan meliputi pintu kamar tak bisa dibuka, pendingin ruangan atau AC yang tdak berfungsi.
Kemudian kerusakan sedang hingga berat meliputi wallpaper dinding terkelupas serta lantai yang kotor. Hingga langit-langit atau plafon yang bocor dan jebol, serta gorden kotor.
Ia menduga gorden itu tak pernah dicuci selama dua tahun sejak gedung itu dipakai Pemkot Surabaya sebagai tempat karantina pasien positif Covid-19.
"Terutama kerusakan berat, lalai tidak segera ditangani. Plafon jatuh, jebol, kan tidak bisa dipakai kamar. Wallpaper ngelotok, jebol dan kotor," katanya.
Menurut Sugianto, kerusakan itu tak terjadi jika Pemkot Surabaya melakukan perawatan secara rutin. Ia juga sempat melaporkan sejumlah kerusakan sejak akhir 2021 lalu, namun pemkot tak responsif.
"Sebenarnya kalau dilaksanakan rutin bisa teratasi, tapi dibiarkan sejak gelombang kedua [kasus Covid-19]," ujarnya.
Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya meminta maaf karena fasilitas Hotel Asrama Haji rusak. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya Ridwan Mubarun segara memperbaiki sejumlah fasilitas yang rusak.
"Kami mohon maaf, kami akan evaluasi lagi, ini evaluasi buat kami supaya kami bisa memperbaiki." Kata Ridwan saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com.
Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Kota Surabaya itu mengatakan proses perbaikan sedang berjalan. Ia berharap masyarakat tetap bersedia menjalani karantina di Hotel Asrama Haji karena perbaikan pun sedang berlangsung.
"Sekarang kami lakukan perbaikan, yang bocor, lift mati, dan seterusnya lagi. Posisi itu mungkin tidak nyaman. Jadi kami mohon maaf," ujarnya.
Sebelumnya, seorang warganet pemilik akun Twitter @swimmin_dory mengeluhkan fasilitas salah satu tempat karantina bagi pasien Covid-19 yakni Hotel Asrama Haji (HAH) Sukolilo, Sukolilo. Ia menjelaskan bahwa kondisi tempatnya dikarantina tak terawat dan kotor.
"Sedih bgt dipaksa karantina di fasilitas yg ga jelas, ga higienis dan alur tidak clear," tulis akun @swimmin_dory, Senin (31/1). CNNIndonesia.com telah mendapatkan izin untuk mengutip twit tersebut.
(frd/fra)