Jakarta, CNN Indonesia --
Kasus konfirmasi positif virus corona (Covid-19) mulai mengalami peningkatan dalam sepekan terakhir, dan bahkan tembus 27 ribu lebih pada hari ini. Peningkatan itu ditengarai akibat persebaran varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau varian Omicron.
Varian yang pertama kali diidentifikasi di Indonesia pada 15 Desember 2021 itu ternyata juga rawan menyerang golongan usia anak-anak, serta lansia.
CNNIndonesia.com telah merangkum peristiwa dan informasi perihal perkembangan kasus covid-19 di Indonesia dalam 24 jam terakhir, sebagaimana berikut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wamenkes Prediksi Puncak Covid-19 RI Bisa 150 Kasus Sehari
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menyatakan ada potensi jumlah penambahan kasus virus corona harian di Indonesia mencapai 100-150 ribu kasus imbas dari penyebaran varian Omicron.
Prediksi itu menurutnya mungkin terjadi lantaran temuan kasus Covid-19 khususnya varian Omicron di sejumlah negara lain bersifat eksponensial. Ia menambahkan, jumlah penambahan Covid-19 akibat varian Omicron ini akan lebih tinggi ketimbang varian-varian sebelumnya.
"Kita mungkin akan lebih sedikit tinggi dibandingkan saat puncak Delta kemarin. Kalau kemarin sampai 57 ribu kasus perhari, mungkin ini sekarang sekitar ada 100-150 ribu kasus per hari. Tapi itu tergantung dari protokol kesehatan masyarakat," kata Dante, Kamis (3/2).
Covid-19 Harian Melonjak Tembus 27 Ribu
Data harian yang dirilis Satgas Covid-19 per hari ini, Kamis (3/2) mencatatkan terdapat penambahan kasus Covid-19 baru sebanyak 27.197 orang. Sementara untuk kasus sembuh terdapat penambahan sebanyak 5.993 kasus, dan 38 kasus meninggal baru.
Sehingga secara kumulatif, sebanyak 4.414.483 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona di Indonesia sejak 2 Maret 2020. Dari jumlah itu sebanyak 4.154.797 orang dinyatakan pulih, 115.275 orang menjalani perawatan di rumah sakit dan isolasi mandiri, sementara 144.411 orang lainnya meninggal dunia.
Kasus Omicron di RI Tembus 3.161 Orang
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat penambahan kasus varian Omicron di Indonesia terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sejak pertama kali diidentifikasi di Indonesia 15 Desember 2021 lalu.
Berdasarkan data per 3 Januari 2022, kasus Omicron sudah mencapai 3.161 kasus, meningkat sebanyak 181 kasus dibandingkan laporan data pada Rabu (2/2) kemarin.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebut kendati mayoritas kasus berasal dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN). Namun, temuan kasus transmisi lokal juga mulai mengalami peningkatan, artinya Omicron sudah cukup menyebar di komunitas.
"Kasus Omicron yang dilaporkan sampai dengan hari ini adalah 3.161. Terdiri dari PPLN 1.661 orang, transmisi lokal atau no-PPLN 1.247 orang, dan masih penyelidikan epidemiologi 253 orang," kata Nadia kepada CNNIndonesia.com, Kamis (3/2).
324 Anak di Indonesia Terpapar Omicron
Kemenkes mencatat setidaknya 324 anak-anak di Indonesia dikonfirmasi terinfeksi virus corona dengan varian Omicron. Namun demikian, ratusan anak itu dilaporkan tidak mengalami perburukan gejala.
Direktur P2PML Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menambahkan, 324 anak itu dinilai tidak disertai gejala lantaran telah menerima suntikan vaksinasi Covid-19.
"Iya, 324 anak di Indonesia terpapar Omicron," kata Nadia kepada CNNIndonesia.com, Kamis (3/2).
Luhut Tolak Pengajuan Anies Setop PTM di DKI
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan telah merespons permintaan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menghentikan sementara pembelajaran tatap muka (PTM).
Juru Bicara Luhut, Jodi Mahardi, mengatakan, pemerintah pusat tak bisa menghentikan PTM terbatas. Menurut dia, pelaksanaan PTM penting bagi pendidikan siswa.
"Jika sektor lainnya bisa dibuka pemerintah daerah secara maksimal, maka kami harapkan PTM terbatas dapat juga diperlakukan sama, karena pendidikan memiliki tingkat urgensi yang sama pentingnya," kata Jodi saat dihubungi, Kamis (3/2).
Jodi mengatakan, pemerintah pusat sebetulnya mendukung segala inisiatif yang diajukan oleh pemerintah daerah untuk menurunkan kasus positif Covid-19. Namun, inisiatif itu juga harus konsisten dan menggunakan pendekatan yang non-diskriminatif.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Suharti meminta kegiatan PTM tetap berjalan secara terbatas di tengah lonjakan kasus Covid-19. Suharti turut menyoroti kegiatan masyarakat di sektor lain yang tetap dibuka.
Suharti menyebut PTM bagi peserta didik sangat penting untuk menghindari learning loss atau hilangnya pengetahuan dan kemampuan siswa. Dia juga meminta agar orang tua bersama pemerintah daerah bisa menjaga peserta didik agar tidak melakukan aktivitas di luar sekolah yang berpotensi meningkatkan kasus Covid-19.
Sejalan dengan itu, Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenkomarves), Kemendikbudristek, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Kementerian Agama (Kemenag) menyetujui untuk diberikan diskresi kepada daerah pada wilayah PPKM level 2.
Kasus Kematian Covid Naik 58 Persen dalam Sepekan
Perkembangan jumlah kasus warga yang meninggal akibat terinfeksi virus corona di Indonesia mengalami peningkatan secara signifikan dalam sepekan terakhir. Kenaikan terhitung 58,71 persen lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya.
Berdasarkan data yang dihimpun dari laporan harian pemerintah, tercatat selama periode 19-25 Januari, jumlah kumulatif kasus kematian Covid-19 dalam sepekan berjumlah 64 kasus. Sementara pada periode 26 Januari-2 Februari, kasus kematian meningkat menjadi 109 kasus.
Berdasarkan data tersebut, dapat juga dilihat bahwa laporan kasus kematian Covid-19 konsisten di atas 15 kasus sehari selama empat hari berturut-turut atau pada 29 Januari-2 Februari.
Satgas: Kasus Positif 40 Kali Lipat Dibanding Awal Januari
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito menyatakan rasio kasus positif virus corona atau positivity rate Indonesia sudah berada di angka 6 persen pada Rabu (2/2). Angka itu melebihi standar aman rasio positif versi WHO 5 persen.
Imbasnya, jumlah kasus positif saat ini sudah naik 40 kali lipat dibanding awal Januari lalu.
"Positivity rate harian pemeriksaan antigen dan PCR telah mencapai angka 6 persen atau telah berada di atas standar WHO," kata Wiku.
Rusun Daan Mogot dan Penggilingan Pulogebang Dibuka Untuk Karantina PPLN
Pemerintah menambahkan sejumlah tempat karantina di titik pintu masuk kedatangan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) di DKI Jakarta. Dari yang awalnya empat tempat karantina terpusat, kini diperluas menjadi enam, dengan menambahkan Rusun Daan Mogot dan Rusun Penggilingan Pulogebang.
Ketentuan itu diatur dalam Keputusan Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 4 Tahun 2022 yang diteken oleh Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Suharyanto pada 1 Februari 2022.
PPLN yang menginap di isolasi pusat akan dibebaskan dari biaya karantina, dengan syarat. Di antaranya adalah Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan juga mahasiswa/i dari luar negeri, pegawai pemerintah yang kembali dari perjalanan dinas luar negeri, dan perwakilan Indonesia di ajang atau festival internasional.
MUI Imbau Warga Ganti Salat Jumat dengan Zuhur di Rumah Imbas Covid Naik
Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (KF-MUI) Miftahul Huda mengimbau umat Islam untuk mengganti Salat Jumat berjamaah di masjid dengan Salat Zuhur di rumah masing-masing di tengah lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron.
Menurutnya, hal itu sudah diatur dalam Fatwa MUI Nomor 14 Tahun 2020 tentang Panduan Ibadah di tengah pandemi masih relevan untuk dijadikan pedoman bagi umat.
"Artinya, bila suatu tempat kita tinggal itu positif Covid itu banyak yang mengenai jamaah atau tetangga kita yang dinyatakan positif, tentunya ibadah salat berjamaah bisa dilakukan di tempat masing-masing. Dan pelaksanaan salat Jumat bisa diganti dengan Salat Zuhur, itu jika kondisi tak terkendali,"kata Miftahul dalam keterangannya di laman resmi MUI dikutip Kamis (3/2).
Capaian Dosis Vaksin RI
Capaian vaksinasi covid-19 di Indonesia per Kamis (3/2) Pukul 12.00 WIB tercatat, yakni 185.622.566 orang telah menerima suntikan dosis pertama vaksin virus corona. Sementara itu, 129.405.527 orang juga telah rampung menerima dua dosis suntikan vaksin covid-19 di Indonesia.
Dengan demikian, target vaksinasi pemerintah dari total sasaran 208.265.720 orang sudah menyentuh 89,13 persen dari sasaran vaksinasi yang menerima suntikan dosis pertama. Sedangkan suntikan dosis kedua baru berada di angka 62,13 persen.