Kasus Covid-19 varian Omicron di Sumatera Utara (Sumut) mulai mengalami peningkatan. Dari 329 orang yang probable Omicron, 6 di antaranya dinyatakan positif terpapar.
"Probable Omicron sebanyak 329 orang, 6 di antaranya konfirmasi positif omicron," kata Tim Satgas Covid-19 Sumut, Inke Nadia dalam rapat pembahasan kasus Covid-19 dan evaluasi PPKM di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Medan, Senin (7/2).
Dalam kesempatan itu, Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mengaku khawatir terjadi lonjakan Covid-19 di Sumut akibat varian Omicron ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini memang harus benar-benar kita jaga, saya tak mau terulang kejadikan lonjakan Covid seperti pada Agustus 2021 lalu," ucap Edy
Edy meminta seluruh kepala daerah di Sumut untuk benar-benar melakukan sosialisasi ke masyarakat bahwa yang paling ampuh dalam memutus Covid-19 adalah protokol kesehatan.
"Karena yang saat ini paling ampuh adalah protokol kesehatan. Jadi ini semua benar-benar dicatat dibagikan dan ditaati," pesannya.
Selain itu, Edy menegaskan akan dilakukan kembali pembatasan pembatasan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
"Pembatasan-pembatasan dilakukan kembali. Seperti yang lalu, pendidikan 50 persen, pekerjaan di dinas dinas 50 persen. Kita belum ada melakukan penyekatan. Kita masih melakukan agar rakyat kita lebih disiplin," bebernya.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menginstruksikan agar seluruh kabupaten/kota agar memberlakukan sistem pembelajaran campuran (hybrid learning) yaitu 50 persen daring dan 50 persen luring (tatap muka).
"Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus Covid-19, terutama varian Omicron di Sumatera Utara (Sumut), pembelajaran secara hybrid, mulai 7 Februari sampai pemberitahuan lebih lanjut," kata Edy Rahmayadi, Senin (7/2).
Selain itu, Edy Rahmayadi juga meminta kabupaten/kota melakukan surveilans epidemiologi, apabila menemukan kasus aktif di satuan pendidikan. Selain itu, pembelajaran tatap muka terbatas akan dihentikan apabila positivity rate lebih dari 5 persen.
Anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Sumut, Inke Nadia D Lubis mengatakan dalam seminggu terakhir ada 94 kasus baru penularan pada anak. Berbanding terbalik dengan minggu sebelumnya yang hanya tujuh kasus. Proporsi kasus anak menyumbang 20% dari seluruh total kasus penularan.
"Biasanya kasus anak hanya menyumbang 10%, tapi saat ini kontribusi anak lebih dari 20 persen, mungkin karena berjalannya PTM. Pada kasus varian delta anak umur 12-17 tahun menyumbang kasus terbanyaknya yakni 47 persen, 6-11 tahun sebanyak 32%, 1-5 tahun 18 persen, dan di bawah 1 tahun sebanyak 3 persen," urainya.
Sementara itu, Anggota Satgas Penanganan Covid- 19 Sumut Restuti Saragih meminta seluruh Satgas Penanganan Covid-19 kabupaten/kota untuk segera melaksanakan monitoring evaluasi PTM terbatas.
"Diharapkan satgas untuk meningkatkan kecepatan cakupan vaksinasi primer dan vaksinasi booster pada pendidik, tenaga kependidikan, siswa atau mahasiswa, orang tua dan keluarga serta seluruh civitas akademika," beber Restuti.