Solidaritas Bali Minta Polisi Usut Foto Mirip Adam Deni Hina Jokowi
Sejumlah orang yang tergabung dalam Solidaritas Rakyat Bali Cinta Damai (SRBCD) menggelar aksi damai untuk meminta kepolisian mengusut tuntas foto dugaan Adam Deni berpose mengacungkan jari tengah ke foto Bendera Merah Putih dan juga Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Seruan itu disampaikan ke pihak kepolisian karen foto Adam Deni tersebut telah menimbulkan kegaduhan publik. Mereka melakukan aksi di area Patung Catur Muka, Denpasar, Bali, Kamis (10/2).
Solidaritas Rakyat Bali merupakan gabungan kelompok masyarakat atau komunitas mulai dari Bersih-Bersih Bali, Outsider dan Astina. Mereka, saat melakukan aksi juga membawa foto diduga Adam Deni yang mengacungkan jari tengah ke Presiden Jokowi.
"Hal ini agar tidak menjadi acuan untuk orang lain agar tidak berprilaku yang sama," kata Koordinator aksi IGNA Agus Norman Sasono, Kamis (10/2).
Norman menyebutkan, bahwa di foto tersebut ada seorang pria yang mengacungkan jari tengah ke bendera merah putih dan juga Presiden Jokowi dan itu menurutnya sebuah penghinaan.
"Di foto itu, ada bendera merah putih dan ada presiden dan itu sudah mengacungkan jari tengah ke semuanya. Malah (jari tengahnya) nempelnya di bendera merah putih," sebutnya.
Ia menegaskan foto tersebut sudah menimbulkan kegaduhan dan terus diumbar di media sosial dan meminta segera pihak kepolisian untuk mengusutnya.
"Sudah ada kegaduhan di media sosial dan terus diumbar. Dan, kita mohon kepada kepolisian untuk segera mengusut tuntas hal ini, biar ada efek jerah. Biar tidak jadi eceran jadinya. Oh hal ini, tidak diusut berarti bisa dong kita kayak gini," ujarnya.
Sementara dalam aksi tersebut menyampaikan dua poin.
1. Mendesak dan mendukung Polri untuk melakukan penyelidikan, penangkapan dan pengusutan secara tuntas terhadap pelaku pelecehan dan penghinaan terhadap Presiden RI Bapak Joko Widodo yang dilakukan oleh seorang pemuda dalam suatu foto dan telah viral di media sosial.
2. Menindak tegas pelecehan dan penghinaan terhadap simbol-simbol negara: Bendera Merah Putih yang juga terdapat pada foto tersebut.
Norman kembali menegaskan, aksi damai ini dilakukan agar moralitas dan wibawa bangsa terjaga dengan baik dan dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat agar tidak melakukan hal yang sama di kemudian hari.
"Mengkritisi boleh, tapi jangan melecehkan apalagi menghina foto presiden dengan pakaian lengkap sebagai kepala negara yang sah. Apalagi ada simbol-simbol negara bendera merah putih di foto tersebut," ujarnya.
"Jika ini, dibiarkan bukan tidak mungkin akan terjadi hal yang sama di kemudian hari. Dari hal seperti inilah mestinya kita bercermin tentang revolusi mental anak bangsa yang bukan hanya sebagai ungkapan belaka. Tapi harus ada implementasi dalam bersikap dan berperilaku sesuai norma-norma," ujarnya.
(kdf/gil)