Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengungkapkan pro kontra terkait rencana penambangan andesit untuk proyek strategis nasional (PSN) Bendungan Bener di Desa Wadas, Purworejo berujung perisakan alias perundungan (bully) di antara anak-anak.
Hal itu disampaikan Ganjar usai bertemu dengan Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara dan dan tokoh NU, Imam Aziz di Puri Gedeh, Semarang pada hari ini, Jumat (11/2) untuk membahas penyelesaian permasalahan di Wadas.
"Saya dapat informasi menyedihkan. Bullying kepada anak-anak terjadi lho sekarang [antara] yang pro, yang kontra," kata Ganjar dalam video yang diterima CNNIndonesia.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia pun meminta Komnas Perempuan dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk masuk ke Desa Wadas untuk mendalami.
Selain itu, ia juga mengaku akan bertemu langsung dengan Warga Wadas. Ia berharap, warga dapat menyampaikan apa pun dengan nyaman.
"Insyallah tadi ada informasi, saya senang KPAI mau diajak masuk, Komnas perempuan juga kita minta untuk masuk," kata dia.
"Kita juga akan coba mengobrol dengan warga, sehingga betul betul mereka nyaman bisa berkomunikasi jadi tiga agenda itu yang betul betul kita akan bereskan," imbuhnya.
Terpisah, Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara meminta Ganjar untuk lebih humanis dalam menyikapi masalah di Desa Wadas. Dia manyampaikan itu saat bertemua langsung dengan Ganjar pada Jumat (11/2).
Lihat Juga : |
Permasalahan yang dimaksud yaitu terkait penolakan warga terhadap penambangan andesit untuk proyek strategis nasional (PSN) Bendungan Bener yang berujung tindakan represif dari aparat.
"Meminta kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengevaluasi pendekatan yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di Desa Wadas," kata Beka dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/2).
"Tidak lagi menggunakan pendekatan keamanan namun mengedepankan pendekatan yang humanis dan persuasif," imbuhnya.
Diketahui, aparat kepolisian dalam jumlab besar dikerahkan ke Desa Wadas sejak 8 Februari. Pengepungan tersebut menyebabkan warga ketakutan dan tak berani keluar rumah.
Dalam pengepungan itu, sekitar 60-an warga sempat ditangkap. Mulai dari Anak anak sampai orang lanjut usia (Lansia).
Atas kejadian itu, Wadas menjadi sorotan nasional. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun buka suara. Ia meminta maaf kepada warga Wadas jika ada hal yang tak membuat nyaman. Namun permintaan itu tak diterima lantaran warga merasa tersiksa.
Diketahui, tak sedikit warga Desa Wadas yang menolak tambang andesit di wilayahnya. Andesit yang diambil di Wadas rencananya bakal jadi material pembangunan Bendungan Bener.
(yla/bmw)