Survei Indikator Politik: 76 Persen Setuju soal Gelaran PTM di Sekolah

CNN Indonesia
Senin, 21 Feb 2022 04:55 WIB
Sejumlah siswa-siswi mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Jakarta Selatan, Senin (3/1/2022). (CNN Indonesia/Adi Maulana Ibrahim)
Jakarta, CNN Indonesia --

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mengungkap opini berbagai lintas masyarakat terkait sekolah Pembelajaran Tatap Muka (PTM), di tengah gelombang ketiga Covid-19.

Peneliti Senior Indikator Politik Indonesia, Rizka Halida mengungkap sebagian besar warga setuju atas pemberlakuan PTM. Artinya, kata dia, umumnya warga menerima sekolah kembali beroperasi meski dengan penerapan protokol kesehatan.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan secara daring kepada 626 responden, sebanyak 76 persen responden mengaku setuju dengan digelarnya PTM. Meski demikian, Rizka mengungkap bahwa hasil survei terkait PTM itu menurun dari survei yang dilakukan Desember 2021.

"Jika dibandingkan dengan bulan Desember, masyarakat setuju dengan PTM, tetapi saat ini cenderung turun. Di Desember ada 88 persen yang setuju, sedangkan terbaru 76 persen," ujar Rizka dalam pemaparan hasil survei secara virtual, Minggu (20/2).

Lebih lanjut ia merinci persentase opini masyarakat terkait PTM di tengah gelombang ketiga Covid-19 Indonesia saat ini.

Sebanyak 49,1 responden setuju, 26,9 persen responden sangat setuju. Sedangkan 15,5 persen responden mengaku tidak setuju, dan 3,4 persen responden sangat tidak setuju.

Opini masyarakat soal PTM berdasarkan Wilayah

Rizka juga mengungkap opini dari sederet wilayah Indonesia terkait PTM. Berdasarkan data survei, wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah dan Kalimantan memiliki persentase tinggi.

Di Provinsi Banten sebanyak 79,6 responden setuju dengan PTM, DKI Jakarta 86 persen, Jawa Barat 74,2 persen, Jareng 85,9 persen dan Kalimantan 88,3 persen.

Survei itu dilakukan pada 15 Januari hingga 17 Februari 2022, diambil secara acak, dengan mengirimkan pertanyaan secara online lewat pesan singkat WhatsApp.

Nomor ponsel masyarakat diperoleh dari data survei lapangan yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada 2021.

Survei yang dilakukan secara daring ini ingin membuktikan respons publik terkait sebaran varian Covid-19 Omicron dengan persepsi terkait kebijakan pemerintah. Survei sepenuhnya dibiayai oleh Indikator Survei Indonesia.

Kuesioner disebar kepada responden dengan usia 17 tahun ke atas, sudah menikah, memiliki internet dan smartphone. Toleransi kesalahan atau Margin of Error sekitar kurang lebih 4 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Terkait pelaksanaan PTM, sebelumnya Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta agar sekolah dengan tegas melarang tenaga pendidik maupun siswa yang dalam kondisi tidak sehat datang ke sekolah. KPAI meminta Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen dilaksanakan dengan hati-hati.

Komisioner KPAI, Retno Listyarti meminta warga sekolah yang mengalami demam yang bukan alergi, kesulitan bernapas selain asma, diare, kehilangan rasa, tidak bisa mencium, dan sakit kepala parah dilarang ke sekolah.

"KPAI mendorong sekolah tegas membuat aturan agar warga sekolah dilarang datang ke sekolah saat PTM jika mengalami demam sakit," Retno dalam keterangan resmi, Senin (3/1).

Retno mengungkapkan pihaknya telah melakukan pemantauan pelaksanaan PTM terbatas sejak Januari 2021. Ia berharap temuan KPAI bisa menjadi dasar kehati-hatian pelaksanaan PTM 100 persen.

Kini di tengah lonjakan Covid, sejumlah daerah pun kembali menerapkan pertimbangan untuk pelaksanaan PTM secara terbatas.

(can/kid)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK