Jakarta, CNN Indonesia --
Kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia mulai menunjukkan tren penurunan. Per Senin (21/2), jumlah kasus konfirmasi Covid-19 tercatat sebanyak 34.418 kasus. Jumlah ini merupakan yang terendah dalam sepekan terakhir.
Kendati mengalami penurunan, namun kasus positif di Jawa Barat konsisten menjadi penyumbang tertinggi di Indonesia. Wilayah itu mencatat sebanyak 8.105 kasus harian baru.
CNNIndonesia.com telah merangkum peristiwa dan informasi perihal perkembangan kasus covid-19 di Indonesia dalam 24 jam terakhir, sebagaimana berikut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemenkes Klaim Kasus Aktif dan Harian Positif Mulai Turun
Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Siti Nadia Tarmizi menyatakan perkembangan kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia mulai menunjukkan tren penurunan usai lima hari berturut-turut jumlah penambahan kasus Covid-19 harian turun.
Nadia juga mengatakan jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini mulai terlihat melandai.
"Kasus konfirmasi (20/2) harian berkurang hingga 10.900 dari hari sebelumnya, dan kasus aktif sedikit melambat dengan penambahan di angka 15.448 per hari. Penambahan angka bed occupancy ratio (BOR) secara nasional juga masih terkendali naik hanya 1 persen," kata Nadia dikutip dari situs resmi Kemenkes, Senin (21/2).
Jabar Sumbang Kasus Covid-19 Tertinggi
Jawa Barat menjadi provinsi penyumbang kasus Covid-19 harian tertinggi di Indonesia hari ini, Senin (21/2). Sementara Jawa Timur menjadi pemuncak daftar kasus kematian.
Jawa Barat hari ini melaporkan 8.105 kasus baru. Diikuti DKI Jakarta dengan 5.358 kasus baru dan Jawa Timur dengan 3.621 kasus.
Selanjutnya disusul Jawa Tengah yang mengalami penambahan kasus Covid-19 harian sebanyak 3.439 kasus, lalu Banten dengan 2.611 kasus dan Kalimantan Timur dengan 1.416 kasus.
Untuk kasus kematian harian, Jawa Timur menduduki puncak dengan total 39 kasus, disusul Jawa Tengah dengan 37 kasus. Selanjutnya, ada DKI Jakarta dengan 24 kematian baru, lalu Jawa Barat dengan 12 kematian.
Luhut Ungkap Skenario Pandemi Berubah Jadi Pandemi
Koordinator PPKM Jawa-Bali sekaligus Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap skenario yang akan digunakan pemerintah dalam menetapkan status dari pandemi ke endemi Covid-19.
Menurut Luhut, pemerintah telah melakukan diskusi dengan para ahli kesehatan dan epidemiolog terkait rencana penetapan status Covid-19 dari pandemi ke endemi. Ada beberapa hal atau prakondisi yang akan digunakan sebagai indikator penetapan status endemi Covid-19.
Pertama, penetapan status endemi perlu diukur berdasarkan tingkat kekebalan masyarakat yang tinggi, lonjakan kasus yang rendah, hingga kapasitas fasilitas kesehatan yang memadai.
Lalu, prakondisi tersebut harus terjadi dalam rentang waktu yang lama, stabil, dan konsisten. Lebih jauh, transisi pandemi ke endemi dapat terjadi bila target vaksinasi terpenuhi setidaknya untuk dosis dua dan tiga, terutama pada lansia.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan puncak kenaikan kasus Covid-19 di wilayah luar Jawa-Bali diprediksi terjadi dua hingga tiga pekan lagi, dengan puncak kematian terjadi dalam 15-20 hari setelah puncak gelombang ketiga.
"Karena ini puncaknya dalam dua tiga minggu ke depan yang perlu diantisipasi," kata Airlangga dalam konferensi pers secara daring, Senin (21/2).
Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan puncak jumlah kematian akibat Covid-19 akan terjadi dalam 15-20 hari sesudah puncak kasus. Hal tersebut diungkapkan setelah melakukan perbandingan dengan negara-negara lain.
"Dari sisi perawatan kami melakukan perbandingan dengan negara lain, biasanya puncak dari yang wafat itu akan terjadi 15-20 hari sesudah puncak kasus," kata Budi dalam konferensi pers daring, Senin (21/2).
Komorbid Diabetes Sumbang Kematian Terbanyak Covid-19
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan rata-rata kematian akibat kasus Covid-19 terjadi pada pasien yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid terutama diabetes mellitus. Selain itu, faktor lain penyebab kematian adalah pasien terinfeksi telat datang ke rumah sakit dan belum melakukan vaksinasi.
"Berdasarkan data yang kami himpun hingga hari ini, dari 2484 pasien meninggal, 73 % diantaranya belum melakukan vaksinasi dosis lengkap, 53 % Lansia dan 46 % memiliki penyakit penyerta atau komorbid," kata Luhut dalam konferensi pers daring, Senin (21/2).
Vaksinasi Booster Luar Jawa-Bali Masih di Bawah 10 Persen
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan vaksinasi booster di wilayah luar Jawa-Bali masih berada di bawah 10 persen. Dari data itu, sebanyak 25 persen provinsi juga disebut masih berada di bawah 60 persen untuk dosis kedua.
"Terkait dengan vaksin booster, ini di seluruh provinsi luar Jawa-Bali masih di bawah 10 persen dan capaian lansia masih ada 7 provinsi yang di bawah 60 persen," kata Airlangga dalam konferensi pers secara daring, Senin (21/2).
Menkes Sebut Sejumlah Alat Tes Covid-19 Mandiri Layak Dipakai
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan sejumlah alat tes Covid-19 mandiri yang dijual di pasaran telah layak digunakan.
"Kita sudah tes beberapa, dan sudah layak digunakan. Nanti kita umumkan secara terbuka khusus dari kemenkes," kata dia dalam jumpa pers di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (21/2).
Dia menyebut, aturan soal tes mandiri yang biasa dilakukan di rumah saat ini masih dalam pembahasan. Meski begitu, nantinya pemerintah akan membatasi penjualan alat-alat tersebut.
"Untuk Tes PCR yang dilakukan di rumah, kita sedang rapikan. Karena kita juga nggak mau semua menjual barang-barang ini, sehingga kasihan nanti konsumennya," ujarnya.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Nilai Isoman Tak Efektif
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menilai isolasi mandiri (isoman) sama sekali tak efektif untuk mengatasi penyebaran Covid-19 di Sumatera Utara. Sebab menurutnya, isoman hanya menyebabkan kemunculan klaster keluarga karena anggota keluarga yang berada di rumah mau tak mau ikut terpapar.
"Data hari ini yang isoman itu sampai 14.500. Yang isoter itu hanya 400 orang. Jadi tempat isolasi-isolasi terpusat ini akan kita buka ke depannya. Jadi pelan-pelan kita tak berlakukan isoman. Karena isoman sama sekali tidak efektif," kata Edy Rahmayadi saat meninjau lokasi Isoter di Asrama Haji Medan, Senin (21/2).
Untuk mengatasi hal tersebut, Edy memastikan Pemprov Sumut bakal memberlakukan isolasi terpusat (isoter) dengan memerintahkan 33 kabupaten/kota di Sumut membuka tempat isoter. Ia juga menyebutkan pelan-pelan isoman di Sumut akan ditiadakan setelah tempat isoter yang tersedia bertambah.