Terpisah, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, mengatakan peluang Prabowo menang di Pilpres 2024 masih kecil, walau elektabilitas eks menantu Presiden kedua RI Soeharto itu berada di posisi tertinggi saat ini.
Jika memiliki elektabilitas seperti mantan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jelang Pilpres 2009, menurutnya, peluang Prabowo untuk menang jauh lebih besar.
"Kalau Prabowo [elektabilitas] 60 persen mungkin peluang menangnya besar. [Elektabilitas] tinggi, cuma segitu. Artinya, Prabowo harus evaluasi, dulu SBY 60 persen jadi menangnya enak. Kalau Prabowo sekarang masih bisa disalip calon yang lain," kata Ujang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia memandang, basis pemilih Prabowo saat ini masih belum terlihat jelas setelah kelompok PA 212 memilih berpisah jalan. Menurutnya, Prabowo dan parpol koalisi pengusungnya di 2024 mendatang harus mencari segmen pemilih baru untuk memberikan elektoral kepada Prabowo.
"Pemilih yang kecewa kemarin tak mungkin mendukung lagi. Prabowo harus cari segmen pemilih pengganti dan jaga yang ada. [Sekarang] belum kelihatan segmennya ke mana," tutur penulis buku Ideologi Partai Politik: Antara Kepentingan Partai dan Wong Cilik tersebut.
Dua bulan lalu, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani mengakui tak mudah memenangkan Prabowo di Pilpres 2024 meskipun kerap unggul di sejumlah hasil survei beberapa waktu terakhir.
Menurut Muzani, memenangkan Prabowo dalam Pilpres sebetulnya hanya membutuhkan waktu singkat lewat bilik suara. Akan tetapi, menggerakkan orang untuk memilih Prabowo, memerlukan proses panjang dan kerja keras.
"Menggiring pilihan, pikiran, dan pendapat orang untuk sampai pada keputusan Prabowo pilihannya. Maka, konsistensi dan kontinuitas kerja politik di semua elemen Gerindra sangat diperlukan sebagai partai rakyat. Ini memerlukan kesabaran dan waktu panjang dalam perjuangan," kata dia dalam keterangannya, Selasa (21/12).
Kala itu, Muzani menegaskan kendati selalu kalah dalam ajang Pilpres sejak 2009, Prabowo adalah seorang pendekar dan pejuang. Oleh karena itu, menurut dia, Prabowo tidak akan menyerah.
Selain itu, beberapa hari lalu, Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Ahmad Muzani mengatakan partainya tetap optimistis meraih kemenangan dalam Pemilu 2024 mendatang, dan Prabowo sangat berpotensi menjadi presiden periode selanjutnya.
"Kita yakin dan optimis, pemilu 2024 tidak hanya dimenangkan oleh Gerindra, tetapi juga Bapak Prabowo akan menjadi presiden 2024-2029," kata Riza dalam sebuah Focus Group Discussion, Selasa (22/2).
Dia yang kini Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan alasan keyakinan tersebut lantaran berkaca dari hasil survei elektabilitas yang dilakukan sejumlah lembaga. Menurutnya, Prabowo selalu meraih hasil yang tinggi.
"Sejumlah hasil survei menunjukan bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Bapak Prabowo Subianto masih memiliki peluang yang besar untuk memperoleh kursi presiden, bahkan survei hasilnya sangat tinggi," kata Riza.
Ia mengatakan, semua potensi kemenangan itu harus diiringi dengan kerja keras kader di lapangan. Riza meminta semua kader dapat membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat.
"Para kader Gerindra khususnya DKI Jakarta harus menjadi kekuatan terdepan bagi penyelesaian problem masyarakat saat ini yang sedang diliputi kesulitan hidup akibat pandemi yang berkepanjangan," katanya.