Tito Klaim Tradisi Kekerasan di IPDN Sudah Berkurang

CNN Indonesia
Jumat, 18 Mar 2022 05:20 WIB
Mendagri Tito Karnavian mengucapkan terima kasih karena budaya kekerasan berupa pemukulan terhadap junior sudah berkurang di IPDN.
Mendagri Tito Karnavian mengklaim tradisi kekerasan di IPDN sudah berkurang (CNN Indonesia/Dhio Faiz)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengklaim budaya kekerasan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) sudah berkurang. Dia mengucapkan terima kasih atas hal itu.

Tito menyampaikan itu di acara Dies Natalies ke-66 IPDN yang dihadiri seluruh sivitas akademika IPDN secara virtual, Kamis (17/3).

"Saya lihat ada beberapa perubahan cukup baik di IPDN. Mulai dari tradisi kurang bagus, seperti pemukulan, kekerasan, saat beberapa kali saya ke IPDN, saya tekankan hilangkan tradisi yang buruk itu," kata Tito.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tito mengklaim belum mendengar lagi ada tindak kekerasan di IPDN selama menjadi Mendagri. Ia bersyukur tradisi itu bisa diubah menjadi lebih baik sampai saat ini.

Tito juga mengklaim sivitas akademika IPDN sudah memiliki banyak kegiatan positif bagi masyarakat. Mulai dari vaksinasi massal hingga program dalam mengatasi pandemi lainnya.

Meski begitu, Tito minta IPDN tak berpuas diri. Ia meminta IPDN menjadi institusi pendidikan sekaligus think tank pusat pengetahuan bagi masyarakat dan pemerintah.

"Saya minta IPDN bisa mainkan peran optimal. Jangan terpaku pada modul itu-itu aja. Sehingga silabus perlu dapat perubahan dan adaptasi karena ilmu makin berkembang," kata dia.

Saat menjadi Mendagri, Tito sudah kerap kali mewanti-wanti agar tindakan kekerasan di IPDN di hilangkan. Pada Pelantikan Muda Praja IPDN Angkatan XXX Tahun 2019 lalu misalnya, Ia mengaku tidak sungkan membawa ke ranah pidana apabila kekerasan masih terjadi di lingkungan IPDN.

Kasus kematian para praja IPDN sempat terjadi beberapa kali hingga menjadi perhatian publik.

Pada tahu 2000, Erry Rahman meninggal dunia diduga akibat dihukum oleh seniornya. Dia sempat dirawat, namun nyawanya tak bisa diselamatkan.

Kemudian pada 2002, Wahyu Hidayat meninggal dunia diduga akibat dianiaya lantaran dinilai lalai saat menjalani kegiatan ekstrakurikuler. Wahyu merupakan praja baru IPDN.

Pada 2003, giliran Cliff Muntu yang kehilangan nyawanya. Dia juga diduga dianiaya seniornya. Pada 2017, praja IPDN Dea Amanda meninggal dunia. Dia tewas usai mengikuti Diksar di Semarang, Jawa Tengah.

(rzr/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER