7 Kematian Anak Diduga Akibat Hepatitis Misterius Telat Dirujuk ke RS
Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Mohammad Syahril mengatakan tujuh kematian anak yang diduga terjangkit hepatitis akut misterius telat dirujuk ke rumah sakit.
Menurut Syahril, ketujuh pasien disebutkan memilik gejala berat, seperti kejang-kejang hingga tidak sadarkan diri.
"Dari data, yang meninggal ini hampir semuanya dirujuk dengan keterlambatan sampai ke RS," kata Syahril dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI, Jumat (13/5).
Hingga saat ini, belum bisa dipastikan apakah ada penyakit penyerta atau komorbid yang diderita pasien. Sebab, pasien merupakan anak-anak.
Namun, Syahril memastikan pasien yang meninggal dunia tidak positif Covid-19. Kematian pasien juga tidak berkaitan dengan vaksin Covid-19.
"Jadi tidak ada yang didiagnosis atau ditemukan positif Covid-19. Tidak ada," ucapnya.
Syahril mengatakan sampai saat ini fasilitas kesehatan di Tanah Air masih sanggup merawat penyakit yang diduga hepatitis misterius ini. Ia pun meminta masyarakat waspada dengan gejala-gejala penyakit tersebut.
Gejala penyakit mirip gejala penyakit kuning, disertai demam, diare akut, urine berwarna lebih pekat, dan feses berwarna pucat.
Ia mengimbau orang tua proaktif segera melaporkan ke fasilitas kesehatan terdekat jika anak mengalami gejala tersebut.
"Mudah-mudahan kalau datang atau dirujuk ke rumah sakit tidak dalam keadaan berat masih sangat mungkin dilakukan pertolongan," ujarnya.
Kementerian Kesehatan mengonfirmasi sejumlah kasus hepatitis misterius di beberapa daerah, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bangka Belitung, dan Kalimantan Timur. Tujuh anak diduga meninggal dunia akibat hepatitis misterius itu.
Empat kasus kematian terjadi di DKI Jakarta, satu kasus kematian dari Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Kemudian satu kasus kematian di Solok, Sumatera Barat dan satu kasus kematian anak di Kalimantan Timur.
(khr/tsa)