Komunitas Tanggapi Aksi Viral Main Sepatu Roda di Jalan Raya
Jakarta Inline Skate Community (JISCO) menanggapi aksi viral Monastana Inline Skate Club yang bermain sepatu roda di jalan raya sekitar Gerbang Tol Senayan, Jakarta.
Menurut Baba (34), salah satu pembina JISCO, rombongan pesepatu roda tersebut merupakan jenis penggiat sepatu roda cepat alias speed marathon yang membutuhkan jalur aspal untuk berlatih.
"Kalau mengenai mereka latihan di jalan raya kami enggak bisa menyalahkan karena memang mereka mesti latihan di jalan raya kalau yang speed marathon. Sebenarnya bisa di tempat lain, cuma memang diutamakan (di jalan raya)," ujar Baba kepada CNNIndonesia.com, Minggu (15/5).
Namun, seharusnya mereka meluncur dengan bimbingan pengawal dari pihak polisi agar tidak mengganggu arus lalu lintas.
"Jujur kalau buat saya pribadi, penggiat sepatu roda, itu salah. Salahnya (mereka) enggak ada pengawal, enggak ada keamanan polisi. Itu salahnya," jelasnya.
Selain itu, dalam video yang viral lewat Twitter, terdapat cuplikan salah satu pesepatu roda terlihat marah-marah terhadap pengemudi mobil. Baba menilai pesepatu roda itu yang salah karena seharusnya mereka bermain di pinggir, bukan di tengah jalan.
"Kalau kami sendiri kalaupun kita main di jalan raya itu di samping atau di pinggir. Itu aman, enggak bisa di tengah, kami enggak ada hak juga, wajar kalau kami main di tengah dimarahin. Itu wajar, karena bukan jalur kita," kata Baba.
Sejak tersebarnya video tersebut, Baba mengeluhkan JISCO ikut terkena dampaknya. Ia menilai, netizen menebar kritik ke mereka karena sama-sama penggiat sepatu roda.
"Wajar orang pada marah, kan orang tahunya sepatu roda. Kami kena juga, cuma ya sudahlah. Makanya pas ada kejadian itu, kebetulan kami dapat info tentang hari ini ada Car Free Day, ya sudah ramaikan sekalian," sebut Baba.
Senada, Koordinator Perkumpulan Penggiat Sepatu Roda GBK Ridwan (24) mengatakan bahwa citra pesepatu roda menjadi buruk akibat aksi Monastana yang viral di media sosial.
"Jadinya yang tadinya image-nya bagus, akhirnya karena mereka itu jadinya citra kami jelek. Padahal itu cuma beberapa orang yang mungkin arogan. Enggak punya perilaku (baik) lah, oknum-oknum kayak gitu," keluhnya.
Oleh karena itu, ia berharap dengan digelarnya acara Rolling Akbar pada Car Free Day yang diikuti sejumlah komunitas penggiat sepatu roda se-Jabodetabek, bisa memperbaiki citra mereka.
"Kita mau kasih contoh yang baik setelah hal yang ramai kemarin, menunjukkan kalau kita juga peduli, bahwa perilaku kita juga bagus," ujar Ridwan.
Sebelumnya, aksi rombongan pesepatu roda yang melaju di Jalan Raya Gatot Subroto viral di media sosial. Aksi itu membuat geram netizen maupun pengguna jalan yang melintas di kawasan tersebut.
Videonya beredar dan menjadi perbincangan di media sosial. Pemprov DKI Jakarta pun sudah angkat suara mengenai hal itu.
Dalam video berdurasi 45 detik itu tampak rombongan pemain sepatu roda dengan atribut lengkap. Rombongan juga terdiri dari beberapa anak kecil yang ikut berseluncur di jalan raya.
Sejumlah pengemudi kendaraan bermotor sempat membunyikan klakson beberapa kali karena terhalang oleh rombongan tersebut. Ada seorang pengguna sepatu roda yang melambaikan tangan ke arah mobil seolah tak terima diklakson berulang kali.
Tak sedikit netizen yang melihat video tersebut lantas melontarkan kritik. Mereka merasa para pengguna sepatu roda egois dan tidak peduli dengan pengguna jalan lainnya.
(tdh/pra)