IDAI Ungkap 2-3 Pekan Terakhir Terjadi Peningkatan Rawat Inap Anak

CNN Indonesia
Kamis, 30 Jun 2022 12:04 WIB
Ilustrasi. Dokter menyuntikkan vaksin ke anak-anak untuk mencegah penularan penyakit wabah. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Yogi Prawira menyebut dalam 2-3 pekan terakhir jumlah anak yang menjalani rawat inap di fasilitas kesehatan mulai menunjukkan tren peningkatan.

Yogi menambahkan, kenaikan itu terjadi dibarengi dengan kenaikan sejumlah penyakit di Indonesia seperti virus corona (Covid-19) hingga hepatitis akut misterius.

"Saat ini terus terang dalam 2-3 minggu terakhir, terjadi peningkatan kasus anak-anak yang membutuhkan perawatan, baik dirawat inap maupun ICU," kata Yogi dalam acara daring yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Kamis (30/6).

Yogi melanjutkan, mayoritas anak yang dirawat diduga terpapar Multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C). Penyakit itu menurutnya timbul dan menjangkiti anak dengan riwayat pernah terinfeksi atau melakukan kontak dengan penderita Covid-19.

Sejumlah gejala klinis yang timbul meliputi demam, ruam, silau, kejang, lengan dan kaki dingin, pucat atau kebiruan, menangis yang tidak tidak seperti biasa, hingga penurunan kesadaran.

"Justru pasca Covid-19 seringkali terjadi pada anak yang imunitasnya baik, anak yang sehat-sehat saja," ujar Yogi.

Yogi mengatakan hingga saat ini informasi terkait penyebab hepatitis akut misterius pada anak-anak masih serba tidak pasti. Dengan demikian, penerapan protokol kesehatan menurutnya menjadi upaya untuk menghadapi risiko penyebaran hepatitis, Covid-19 maupun penyakit menular lainnya.

Ia bahkan mengibaratkan Indonesia sebagai 'supermarket penyakit infeksi' sehingga diharapkan seluruh elemen masyarakat sudah akrab dengan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan penularan penyakit.

"Mencuci tangan misalnya, beberapa kasus hepatitis penyebarannya melalui fekal-oral artinya tangan tidak bersih menyentuh mulut bisa tertular. Beberapa melalui droplet, itu bisa dicegah melalui masker," ujar Yogi.

(khr/kid)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK