Janggal Versi Keluarga soal Polisi Tembak Brigadir J di Rumah Jenderal

CNN Indonesia
Selasa, 12 Jul 2022 15:50 WIB
Kasus penembakan polisi yang menewaskan Brigadir J di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Jakarta Selatan, menyisakan sejumlah teka-teki bagi keluarga. (Foto: Arsip Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kasus penembakan polisi yang menewaskan Brigadir J di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Jakarta Selatan, menyisakan sejumlah teka-teki bagi keluarga.

Selain luka tembak yang ditemukan di tubuh Brigadir J, pihak keluarga juga menemukan sejumlah luka dan bekas sayatan senjata tajam.

Polri menyebut Brigadir J tewas karena baku tembak di rumah Sambo pada Jumat (8/7).

Menurut polisi, Brigadir J ditembak setelah memasuki kamar istri Sambo dan diduga melakukan pelecehan. Dia merupakan sopir istri Sambo.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyebut istri Sambo sempat berteriak. Bharada E kemudian mendengar teriakan tersebut.

"Itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan senjata dengan pistol ke istri Kadiv Propam [Ferdy Sambo], itu benar," ujar Ramadhan saat dikonfirmasi, Senin (11/7).

Ia pun menyebutkan bahwa Brigadir J sempat panik lantaran bertemu dengan Bharada E ketika hendak keluar kamar.

Menurut Ramadhan, Brigadir J mengeluarkan total tujuh tembakan, yang kemudian dibalas lima kali oleh Bharada E. Kelima tembakan Bharada E mengenai korban hingga tewas.

Ramadhan mengungkap posisi Bharada E lebih tinggi yakni sejauh 10 hingga 12 meter. Ia berada di lantai 2 rumah saat baku tembak terjadi.

Berikut sejumlah kejanggalan kasus penembakan Brigadir J:

Luka Sayat dan Jari Brigadir J Putus

Pihak keluarga menganggap janggal melihat kematian Brigadir J lantaran ada luka sayatan di tubuh korban. Sementara polisi menyebut Brigadir J tewas karena baku tembak.

"Jadi yang malam itu dari keterangan kepolisian Jakarta menyampaikan bahwasanya di kediaman Bapak Irjen Ferdy Sambo itu ada adu tembak, jadi kami enggak puas, kalau ada adu tembak, otomatis enggak ada ini ada luka sayatan," ujar tante Brigadir J, Roslin mengutip detikcom, Senin (11/7).

Keluarga Brigadir J mengungkap ada empat luka tembakan di jasad jenazah.

"Yang luka tembak itu 3 di bagian dekat bahu lalu satunya di tangan," katanya.

Selain luka tembak dan sayatan, kata Roslin, dua jari jenazah J juga putus.

"Ada luka sayatan, jarinya juga dua putus. Kena sayat benda tajam ini mata, hidung, bibir, di leher, baru jarinya. Terus kakinya juga ada setelah kami tadi pagi periksa," katanya.

Keluarga Sempat Tak Diizinkan Lihat Luka Tembak


Keluarga Brigadir J sempat tidak diizinkan melihat luka tembak pada tubuh polisi tersebut. Pihak kepolisian yang menyerahkan jenazah Brigadir J melarang pihak keluarga dengan dalih tubuh Brigadir J sudah diotopsi.

"Jadi kalau boleh kami minta, kami tengok dulu lubang tembaknya," kata pihak keluarga.

"Kalau untuk silakan, tapi kalau saya rasa sudah diotopsi, sudah dilakukan otopsi ini, Pak. Kalau melihat wajah silakan enggak apa-apa. Saran saya karena diotopsi kan bagaimanapun nanti ibu melihat dengan situasi kalau sudah diotopsi itu bagaimana," kata anggota polisi itu.

Sontak, ibu Brigadir J berteriak memohon agar diizinkan melihat keadaan anaknya.

"Biarlah, Pak. Saya sanggup, karena saya yang melahirkan anakku ini. Saya akan dikuatkan Tuhan, saya akan lihat dulu keadaan anakku ini. Saya akan lihat dulu keadaan anakku ini," ucap ibu tersebut.

Saat ini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan kasus tersebut. Polres Jakarta Selatan menyatakan pihaknya belum menemukan bukti terhadap Bharada E terkait dengan penetapan status tersangka.

(dal/lna/asa)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK