Anies Cerita Bertahun-tahun Akses Pendidikan di Jakarta Tidak Merata

CNN Indonesia
Jumat, 15 Jul 2022 19:09 WIB
Gubernur DKI Anies Baswedan menyatakan sistem rekrutmen siswa baru di Jakarta berubah sejak 2019 dengan menganut prinsip kesetaraan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat mengunjungi salah satu sekolah di ibu kota RI tersebut pada 2018 silam. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan selama bertahun-tahun akses pendidikan di ibu kota negara Indonesia itu tidak merata.

Ia mengaku mulai mengubah sistem rekrutmen siswa baru sejak 2019 dengan menganut prinsip kesetaraan.

"Tidak merata artinya bahwa mereka yang memiliki kesempatan untuk dapat sekolah itu berbeda kesempatannya dengan mereka yang dari keluarga miskin, nah selama tiga tahun terakhir mulai 2019, kita mengubah bagaimana sistem rekrutmen SMP, SMA menganut prinsip kesetaraan," ujar Anies dalam Diskusi Publik: Menjawab Tantangan Masa Depan Bangsa dan Peluncuran Buku: Anies Baswedan: Gagasan, Narasi, Karya, Jumat (15/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak ada lagi rekrutmen yang dipengaruhi oleh status sosiologi ekonomi orang tuanya. Ini barangkali tidak banyak dapat perhatian karena ini sifatnya adalah mikro, lain dengan bangunan fisik," tambah mantan Mendikbud di masa kepresidenan periode pertama Joko Widodo (Jokowi) itu.

Ia mengatakan usai mengubah sistem rekrutmen itu, sekolah-sekolah favorit yang dulunya didominasi siswa dengan latar belakang keluarga berpendidikan sarjana, kini menjadi lebih proporsional.

"SMA-SMP yang dulu favorit, dahulu sebelum dilakukan proses penyesuaian ini, siswanya bisa berisi 90 persen berlatar belakang keluarga pendidikan S1 dan S2, sesudah dilakukan demokratisasi, pemerataan, siswa baru di sekolah itu proporsional, banyak yang orang tuanya pendidikan SD, SMP, orang tuanya pendidikan SMA, dan S1, S2," ucapnya.

Menurut Anies, dampak pemerataan pendidikan itu tidak bisa dirasakan sekarang, namun berpuluh-puluh tahun mendatang.

"Dampaknya bisa dilihat dua, tiga dekade yang akan datang. Anak-anak itu nantinya akan jadi seseorang yang bisa diceritakan bahwa bagaimana saya bisa mendapatkan akses lebih baik karena dibukakan kesetaraan yang sebelumnya hanya dikuasai oleh kelompok-kelompok status sosial ekonomi tertentu," katanya.

(kid/yoa/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER