Gonta-ganti Istilah Ala Anies Baswedan: Rumah Sehat hingga Hajatan DKI

CNN Indonesia
Senin, 08 Agu 2022 09:47 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan beberapa kali mengganti sejumlah nama fasum dan fasos. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan beberapa kali mengganti nama fasum dan fasos di ibu kota. Belakangan, Anies mengganti nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) menjadi Rumah Sehat untuk Jakarta.

Sebelumnya, Anies juga mengganti nama sejumlah jalan, stadion, program kerja, hingga ulang tahun Jakarta. Berikut ini beberapa perubahan nama selama masa jabatan Anies.

RSUD Jadi Rumah Sehat

Anies mengubah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) menjadi Rumah Sehat untuk Jakarta. Perubahan ini hanya berlaku bagi rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta.

Menurut Anies, selama ini rumah sakit berorientasi pada kuratif dan rehabilitatif, sehingga orang datang ke RS karena sakit.

"Untuk sembuh itu harus sakit dulu, sehingga tempat ini menjadi tempat orang sakit," ujar Anies di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (3/8).

Dengan perubahan nama, Anies berharap masyarakat datang ke RS tak hanya untuk berobat, tapi juga agar lebih sehat. Menurutnya, warga bisa datang ke 'rumah sehat' untuk melakukan medical check up, persoalan gizi, hingga konsultasi kesehatan.

"Jadi, rumah sehat ini dirancang untuk benar-benar membuat kita berorientasi pada hidup yang sehat, bukan sekadar berorientasi untuk sembuh dari sakit," kata Anies.

"Karena itulah kemudian konsepnya disusun sebagai sebuah Rumah Sehat untuk Jakarta," tambahnya.

Perubahan Nama Jalan

Anies meresmikan pergantian nama 22 jalan pada 20 Juni lalu. Adapun nama yangdipakai untuk jalandiambil dari tokoh Betawi.

Perubahan nama jalan tersebut berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 565 tahun 2022 tentang Penetapan Nama Jalan, Gedung dan Zona Dengan Nama Tokoh Betawi dan Jakarta.

"Mereka adalah pribadi-pribadi yang kami kenang karena mereka telah memberikan manfaat bagi sesama," ujar Anies dalam sambutannya di Kantor Unit Pengelola Perkampungan Budaya Betawi Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Anies menyatakan perubahan 22 nama jalan ini tidak akan membebani masyarakat. Segala dokumen administrasi kependudukan dan urusan pertanahan tidak akan dikenai biaya atau gratis dan tidak serta-merta harus langsung diganti.

Kebijakan tersebut berdasarkan kesepakatan Pemprov DKI Jakarta dengan Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri.

Jakarta Hajatan

Tahun ini, Anies mengubah hari ulang tahun (HUT) menjadi hajatan. Menurutnya, pemilihan kata 'hajatan' lebih menggambarkan suasana Betawi.

"Tahun ini kita mulai gunakan istilah menggantikan nama dari ulang tahun, tapi menjadi Jakarta Hajatan, dan hajatan itu istilah yang sangat Betawi. Ini adalah istilah kita di masyarakat Betawi," ujar Anies di Pulau Bidadari, Selasa (24/5).

Tema Jakarta Hajatan tahun ini adalah 'Kolaborasi, Akselerasi, Elevasi'. Sebab, tiga kata itu dinilai menggambarkan Jakarta selama ini.

Stadion BMW Jadi JIS

Sejarah panjang penantian warga Jakarta mempunyai stadion sendiri akhirnya terbayarkan. Rencana pembangunan stadion untuk Jakarta ini telah melewati beberapa estafet kepemimpinan Gubernur.

Pada 14 Maret 2019, Anies pun mengubah nama stadion BMW menjadi Jakarta International Stadium (JIS).Hal itu dilakukan saat kick off pembangunan JIS dimulai.

Dengan begitu, nama BMW yang dicanangkan Jokowi, dilanjutkan Basuki dan Djarot, disingkirkan oleh mantan Menteri Pendidikan tersebut.

Naturalisasi Sungai

Anies juga mengenalkan istilah baru dalam program normalisasi sungai di Jakarta.Berbeda dari pendahulunya, Anies mengganti istilah normalisasi menjadi naturalisasi.

Salah satu alasan Anies memilih naturalisasi ketimbang normalisasi karena normalisasi mensyaratkan penggusuran rumah warga di bantaran sungai yang ditentang olehnya.

Kendati demikian, Pemprov DKI Jakarta tak menghapus program normalisasi. Program tersebut masih tetap dilakukan.

OK Otrip Diganti Jak Lingko

Anies juga telah mengganti nama program andalannya yang menawarkan integrasi transportasi di ibu kota, One Karcis One Trip atau OK Otrip, menjadi JakLingko pada 2018.

Alasan Anies mengganti nama tersebut karena sebutan OK Otrip kurang bermakna atau kurang merepresentasikan program integrasi transportasi tersebut. Berbeda dengan sebutan OK OCE (one Kecamatan One Center for Enterpreneurship) yang menurutnya memang merepresentasikan program tersebut.

"Tapi kalau OK Otrip tidak ada [representasinya] ya, kemudahan ngomong saja, karena itu saya sampaikan, kita cari nama. Dan pilihannya setelah riset sana-sini, pada 'Lingko'," kata dia pada Selasa, 9 Oktober 2018 lalu.

Jak Lingko, jelas Anies, diambil dari bahasa daerah Nusa Tenggara Timur (NTT). Artinya adalah sebuah sistem terintegrasi yang digunakan untuk membangun jaringan distribusi air di NTT.

Rumah Rusun dan Rumah Lapis

Soal hunian,Anies pernah menggunakan sebutan rumah lapis untuk menyebut rumah susun.

"Rumah susun. Kalau lihat izin-izin tulisannya apa? Lapis. Bahasa teknisnya lapis," kata Anies menjawab pertanyaan tentang pengertian rumah lapis, di Balai Kota DKI Jakarta pada Senin, 6 November 2017.

Sandiaga Uno, Wakil Gubernur DKI Jakarta kala itu menyebut perbedaan mendasar antara rumah susun dan rumah lapis adalah intensitas tingkatannya. Rumah lapis memiliki jumlah lantai kurang dari delapan, berbeda dengan rumah susun yang dapat mencapai 16 lantai.

Rumah lapis mengedepankan prinsip konsolidasi tanah atau land consolidation yang bertujuan untuk menata kembali penguasaan dan penggunaan tanah.

(pop/pmg)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK