Jengkel Warga Pamulang Tangsel Dikepung Kemacetan Panjang
Kemacetan di Pamulang, Tangerang Selatan, memicu reaksi warga. Nada kesal pengendara hingga protes lewat petisi online tak terbendung. Mereka mengutuk kemacetan.
Salah satu titik kemacetan berada di Jalan Puspitek. Aldi, warga Pondok Benda yang hampir setiap hari melintasi jalan itu, mengatakan kemacetan belakangan ini makin bertambah parah.
Lihat Juga : |
Menurutnya, salah satu penyebab kemacetan karena tingginya mobilitas warga menggunakan kendaraan pribadi saat jam berangkat kerja.
"Memang sudah lama kayak gini. Kebanyakan [warga] sih pergi ke arah Muncul, soalnya memang pabrik itu pusatnya di sana," kata Aldi, Jumat (9/9).
"Biasanya sampai siang, dari jam segini [07.00] bahkan sampai jam 10," lanjutnya.
Warga lainnya, Ari Wicaksono, juga dibuat jengkel dengan kemacetan belakangan ini. Sehari-hari dia terpaksa melewati kemacetan jalan Pamulang-Ciputat untuk bisa bekerja di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Menurutnya, kemacetan disebabkan banyak faktor. Mulai dari ruas jalan yang sempit, truk pengangkut tanah/pasir yang masih beroperasi saat jam berangkat kerja, hingga transportasi umum yang terabaikan.
Selain itu, kata Ari, aktivitas orang tua mengantar anaknya ke sekolah dengan kendaraan pribadi ikut menyumbang kemacetan.
"Mungkin bisa dikasih peraturan lagi bahwa ke sekolah atau kampus jangan bawa kendaraan atau diantar dengan kendaraan pribadi," katanya.
Dia berharap Pemkot Tangsel bisa menyediakan transportasi umum yang baik dan terintegrasi dengan DKI Jakarta, mengingat banyak warga Tangsel yang bekerja di ibu kota.
"Kota yang maju menurut saya bukan dilihat dari banyak dan padatnya kendaraan pribadi namun dilihat dari terkoneksinya kendaraan umum dengan baik, ada rasa nyaman namun ekonomis dan juga akses pedestrian yang layak," kata Ari.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, lalu lintas di Jalan Puspitek dipadati kendaraan sejak pukul 06.30 WIB, Jumat (9/9). Mobil dan motor pribadi dari Pamulang ke arah Muncul, Serpong tampak berderet memenuhi satu lajur jalan. Puncak kemacetan terjadi sekitar pukul 07.00 WIB.
Kemacetan diperparah dengan jalan yang begitu sempit. Masing-masing lajur hanya bisa dilalui satu mobil, sementara pengendara motor harus lihai mencari celah agar dapat melaju.
Ola, warga Pamulang, juga mengeluhkan kemacetan ketika melalui Jalan Puspitek.
"Jalannya sempit hanya muat satu mobil dan satu motor di masing-masing sisinya, sementara banyak kendaraan yang mau [melintas]," tuturnya.
Ruas jalan didominasi motor dan mobil pribadi. Tingginya volume kendaraan pribadi menjadi biang kerok kemacetan.
Di sisi lain, kendaraan umum belum bisa diandalkan. Satu-satunya kendaraan umum yang beroperasi di wilayah tersebut adalah angkot. Itu pun jumlahnya tak banyak.
Berdasarkan pantauan, jumlah angkot yang melintas selama satu jam tak lebih dari hitungan jari. Belum ada transportasi umum yang terintegrasi di wilayah ini, padahal mobilitas masyarakat tinggi.
Masalah belum berhenti di sini. Kemacetan juga disebabkan karena banyaknya gang dan persimpangan kecil di sepanjang jalan.
Kemudian, keberadaan Universitas Pamulang (Unpam) cabang Viktor seolah menjadi masalah baru kemacetan di sana. Ditambah lagi pada semester ini, mahasiswa mulai menjalani kuliah tatap muka.
Salah satu mahasiswa Unpam, Salahuddin Aljava terpaksa harus tenggelam dalam kemacetan setiap berangkat kuliah. Menurutnya, kemacetan cukup parah terjadi saat masa orientasi mahasiswa beberapa waktu lalu.
"Emang macet biasanya, jalannya sempit [karena] cuma dua jalur," kata Salahuddin.
Baca halaman berikutnya: Respons Dishub Tangsel.