PNS di Yogya Diduga Disekap Usai Ungkap Kejanggalan Harga Seragam SMA

CNN Indonesia
Selasa, 04 Okt 2022 12:57 WIB
Seorang PNS di Kulon Progo, Yogyakarta takut bukan kepayang lantaran sebelumnya ada PNS Semarang yang dibakar karena tahu kasus korupsi.
Seorang PNS di Yogyakarta diduga disekap usai mengungkap kejanggalan harga seragam sekolah (iStockphoto)
Yogyakarta, CNN Indonesia --

Seorang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Penataan Ruang Dispertaru Kulon Progo, DI Yogyakarta, Agung Purnomo mengaku disekap usai mempermasalahkan pengadaan seragam sekolah di SMAN 1 Wates.

Dia mempersoalkan standar bahan dan tarif seragam yang dijual lewat Paguyuban Orang Tua (POT). Agung merasa bahan pakaian tak sesuai dengan harga yang dijual pihak sekolah.

"Saya hanya bertanya, kenapa dengan uang Rp1,7 juta - Rp1,8 juta kami kok cuma mendapat bahan seperti ini, apakah barang seperti ini barangnya standar, harganya wajar?" kata Agung di Kantor LBH Yogyakarta, Kotagede, Senin (3/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kronologi Awal

Agung mengaku sempat bertemu pihak sekolah dan perwakilan POT yang membelanjakan bahan seragam. Dia mempertanyakan mengapa harga seragam tak sesuai dengan kualitas.

Menurut sebagian orang tua, kata Agung, seragam itu sobek setelah terkena knalpot motor. Seragam juga bisa diterawang hingga terlihat pakaian dalam siswa.

Harganya pun jauh di atas standar pasaran berdasarkan hasil survei 3 toko. Menurut Agung, harga per meter yang disediakan SMAN 1 Wates bisa dua kali lipat dari harga pasaran hasil survei.

Agung menyebut POT yang membelanjakan seragam juga tak sesuai Kerangka Acuan Kerja (KAK) pengadaan barang dan jasa yang seharusnya berdasarkan spek bahan, serta harga perkiraan sendiri (HPS) berdasarkan harga di minimal 3 toko lainnya.

"Enggak ada toko pembanding, enggak ada spec, enggak ada HPS, lalu dijawab (perwakilan POT) kalau KAK, HPS, spec itu kan pengadaan untuk pemerintah, ini kan cuma paguyuban," kata Agung.

Tidak mendapat jawaban yang memuaskan atas segala ketidakwajaran yang ia lihat, Agung berencana membawa persoalan ini ke Ombudsman.

Hingga pada 29 September 2022, Agung dihubungi untuk datang ke Kantor Satpol PP Kulon Progo.

Diminta Bungkam dan Diancam

Agung yang diminta menemui Kepala Satpol PP Kulon Progo tak curiga sama sekali terkait pemanggilan yang ia terima. Terlebih, dia pun penyidik PPNS dan ada kantor sekretariat di Kantor Satpol PP.

"Tapi apa yang terjadi, ketika saya datang ke sana kemudian saya ada di dalam ruangan itu, selain ada dua oknum Satpol PP, ada orang dari SMA, ada satu kepala dan dua waka, kemudian ada dua dari unsur POT, satu lagi dari komite," bebernya.

Agung mengaku diintimidasi. Ia ditanya soal motivasi mempertanyakan pengadaan seragam di SMAN 1 Wates. Dia dituduh berniat membuat gaduh di sekolah tersebut sebagai alumnus SMAN 2 Wates.

"Ini nggak ada hubungannya dengan itu, toh anak saya juga saya sekolahkan di SMAN 1 Wates," kata Agung menirukan dirinya saat diinterogasi.

Emosi Agung pun terpancing sampai akhirnya suasana di ruangan berubah panas. Lalu, seorang oknum Satpol PP datang dan menggebrak meja.

"Kamu jangan enggak sopan di sini ya, maksudmu opo," kata Agung menirukan oknum Satpol PP tersebut.

"Pada saat itu saya sudah sangat ketakutan, saya cuma membayangkan seperti ASN di Semarang yang dimutilasi dan dibakar karena jadi saksi korupsi," ucap Agung emosional.

Lalu ada anggota komite SMAN 1 Wates yang menengahi situasi ini. Ia meminta semua orang di ruangan tenang mengingat tujuan dari pemanggilan ini hanya meminta keterangan Agung.

"Saya minta keluar, tetapi ada oknum Satpol PP yang bilang kamu enggak akan bisa keluar sebelum memberikan jawaban, apa yang sebenarnya terjadi dan motif kamu apa," ujarnya.

Agung menyatakan dugaan penyelewengan pengadaan seragam sekolah SMAN 1 Wates ini telah dilaporkan ke Ombudsman.

Anggota komite sekolah tadi lalu meyakinkan orang-orang di ruangan bahwa cara mengorek keterangan seperti ini salah. Dia pun meminta agar Agung diperbolehkan meninggalkan lokasi.

Intimidasi Berlanjut

Intimidasi kepada Agung ternyata berlanjut. Dia mengaku dihubungi dan didatangi oleh anggota Satpol PP Kulon Progo serta jajaran aparat dari insitusi lain.

Intimidasi Berlanjut, Bupati Turun Tangan

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER