JEJAK 5 TAHUN ANIES

Dari Kata Jadi Fakta, Upaya Anies Bangun Sistem Transportasi

CNN Indonesia
Kamis, 13 Okt 2022 09:24 WIB
Melalui program JakLingko, Anies mewujudkan mimpi Jakarta memiliki sistem transportasi yang terintegrasi dan menunaikan salah satu janji politiknya.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meninjau Halte Transjakarta Bundaran HI, Jakarta, Senin, 25 Maret 2019. Salah satu halte Transjakarta yang sudah terintegrasi dengan MRT yaitu halte Bundaran HI yang mana sejak 2014 lalu halte ini sempat dibongkar karena adanya pembangunan MRT. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Kendati demikian, belum seluruh moda transportasi terintegrasi dengan JakLingko. Dari data Dishub DKI saat ini baru 4.397 kendaraan yang terintegrasi.

Rinciannya, sebanyak 1.934 unit merupakan bus besar, 268 unit bus sedang, serta 2.166 unit bus kecil. Padahal, pada 2030 DKI menargetkan ada 10.047 unit yang tergabung dengan JakLingko.

Menurut Syafrin pengintegrasian angkutan itu akan dilakukan secara bertahap setiap tahunnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk integerasinya tetap bertahap dilakukan dan itu semua menyesuaikan dengan kapasitas fiskal Jakarta tentunya, karena ini terkait dengan besaran PSO yang nantinya dialokasikan ke Transjakarta," paparnya.

Pengintegrasian angkutan itu bukan tanpa kendala. Ia bilang pandemi Covid-19 sejak 2020 hingga awal 2022 sempat membuat integrasi angkutan ini tersendat.

Hal itu lantaran, kapasitas fiskal DKI Jakarta mengalami relaksasi, sehingga berimbas pada implementasi integrasi angkutan umum.

"Sebagai ilustrasi bahwa begitu pandemi, kapasitas fiskal di Jakarta juga mengalami relaksasi, sehingga untuk implementasi integrasi juga mengalami relaksasi. Kita menyesuaikan, tentu dengan kapasitas fiskal yang ada," ujar dia.

Target 4 Juta Penumpang Per Hari

Kebijakan yang terbilang sukses itu menjadi kebanggaan Anies. Kenaikan angka pengguna angkutan umum menunjukkan perubahan perilaku warga di dalam mobilitas.

"Kalau kita menambah armada, nambah busnya, tapi kalau penumpangnya naik tiga kali lipat, itu artinya ada perubahan perilaku yang asalnya naik kendaraan pribadi jadi naik kendaraan umum. Itulah yang membahagiakan bahwa warga menggunakan kendaraan umum," ungkap Anies saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Senin (3/10).

Anies mengatakan target pengguna angkutan umum pada tahun 2030 mencapai empat juta penumpang per hari. Melihat respons warga saat ini, kata Anies, target tersebut diyakini akan lebih cepat tercapai.

"Rasanya angka empat juta bisa tercapai lebih cepat karena JakLingko adalah sebuah inovasi mengintegrasikan public transport menjadi satu kesatuan," kata Anies.

"Rutenya tersambungkan, sistem pembayarannya sama, manajemennya dalam satu bendera, satu payung. Integrasi itulah menjadi kunci yang membuat orang merasakan kenyamanan naik kendaraan umum," imbuhnya.

Perlu Peran Pusat Urai Kemacetan

Program JakLingko tak ujug-ujug bisa mengurai kemacetan di Jakarta. Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Shafruhan Sinungan mengatakan bahwa program JakLingko di Jakarta saja tidak akan bisa mengurai kemacetan di jalanan Jakarta.

Shafruhan menilai salah satu penyebab Jakarta masih terus macet adalah pergerakan orang-orang dari luar Jakarta, khususnya dari kota-kota satelit seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek). Mereka, kata dia, masih memilih menggunakan pribadi, alih-alih transportasi umum.

"Setiap kemacetan itu kan penyumbang terbesarnya itu dari Bodetabek. Coba kita perhatiin kalau semua orang lakukan kegiatan dan menggunakan kendaraan pribadi, motor atau mobil, itu kan banyak dari Bodetabek," jelas Shafruhan.

Oleh karena itu, ia mengusulkan agar pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Perhubungan juga bisa membenahi masalah integrasi transportasi ini.

Menurutnya saat ini baru moda transportasi kereta listrik atau KRL yang disubsidi pemerintah pusat melalui APBN. Sementara, angkutan umum lainnya tak disubsidi oleh pemerintah.

Seharusnya, menurut dia pemerintah pusat atau pemerintah daerah setempat juga bisa memberi subsidi kepada angkutan umum lain. Ia meyakini apabila hal ini diterapkan masyarakat perlahan beralih menggunakan transportasi umum.

"Itu kan kalau kereta-kereta udah cukup banyak, tapi enggak diimbangi dengan angkutan kecil atau besar, angkutan jalan raya, dan penyebabnya terbesar di situ," jelas dia.

"Orang akhirnya pakai kendaraan pribadi khususnya motor. Kalau di pagi dan sore hari kan luar biasa itu yang balik ke Bodetabek," paparnya.

Di sisi lain, Shafruhan juga meminta agar pemerintah pusat meniru kebijakan JakLingko milik Anies. Dengan begitu, ia berharap seluruh moda transportasi di kawasan Bodetabek bisa terintegrasi.

Shafruhan menilai JakLingko juga bisa menjadi model percontohan dan diterapkan di daerah-daerah lain.

"Program Jaklingko ini berhasil dan saya harap ke depan harus jadi program nasional, supaya masyarakat pengguna transportasi merasakan ada tanggung jawab pemerintah. Dan memang transportasi umum harusnya subsidi dari pemerintah," pungkasnya.

(dmi/isn)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER