Revitalisasi Kota Tua juga rampung pada September lalu. Kota Tua sekarang memberlakukan kawasan rendah emisi atau low emission zone (LEZ) untuk meningkatkan kualitas udara wilayah tersebut.
Sementara itu tampak pohon teduh, taman, air mancur, dan street furniture di trotoar di kawasan Kota Tua, setelah revitalisasi dilakukan. Jalur pedestrian di kawasan tersebut juga sekarang terlihat lebih lapang. Desain revitalisasi Kota Tua Jakarta akan mengembalikan kawasan lawas tersebut seperti pada 1627.
![]() |
Lihat Juga :![]() JEJAK 5 TAHUN ANIES Biang Kerok Kemiskinan, Anies dan Suara Kaum Papa |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies menyampaikan selama tiga tahun belakangan ini, sebanyak 296 taman kota, 29 hutan kota, dan 154 jalur hijau telah direvitalisasi di penjuru Jakarta. Revitaliasi diperuntukan sebagai ruang ketiga bagi warga beraktivitas di Jakarta.
Anies sengaja mengubah konsep garden menjadi park. Sama-sama memiliki arti taman, namun bagi Anies, garden adalah taman yang hanya mempertontonkan keindahan tanpa bisa dirasakan oleh masyarakat. Sementara park, taman untuk bermain.
"Indikasinya gampang. Datang ke taman-taman, ada tulisan dilarang menginjak rumput. Nah itu rumput dianggap tontonan. Rumputnya enggak boleh diinjak. Ya kalau rumputnya enggak boleh diinjak, anak-anak suruh main di mana?," ungkap Anies saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Senin (3/10).
"Nah taman-taman di Jakarta itu, saya sampaikan cabut itu semua tulisan dilarang menginjak rumput. Diubah. Taman sebagai tempat bermain, tempat berinteraksi bukan tempat menonton tanaman. Jadi ya boleh diinjak rumputnya. Boleh main," jelas Anies.
Selain membangun dan merevitalisasi taman di Jakarta, Anies juga gencar merevitalisasi dan mempercantik banyak trotoar di Jakarta. Anies mengeklaim Pemprov DKI telah merevitalisasi trotoar sepanjang 241 kilometer selama tiga tahun terakhir di penjuru Jakarta.
Lihat Juga :![]() JEJAK 5 TAHUN ANIES Jejak Anies Hapus Stigma Ayat dan Mayat Warisan Pilkada 2017 |
Trotoar itu dibangun dengan semangat kesetaraan untuk semua kalangan. Karena itu, Pemprov DKI menyiapkan bidang miring atau ramp, ubin pemandu atau guiding block, lalu fasilitas untuk penyandang disabilitas, ibu hamil, lansia.
"Trotoar penting. Apa tujuannya membangun trotoar? Membangun perasaan kesetaraan. Di trotoar itu, mau dari pejabat tinggi, mau orang biasa, jalan sama. Tidak ada itu jalur vip, jalur nonvip," terang Anies.
"Kita ini tanpa sadar kan dibagi kelas-kelas nih. Tapi saking terbiasanya kita tidak menganggap itu masalah. Ya diubah itu semua," tutup Anies.