Politikus Ferry Mursyidan Baldan meninggal dunia pada usia 61 tahun, Jumat (2/12). Ferry dikenal sebagai politikus yang malang melintang di lembaga negara semasa hidupnya.
Ferry merupakan lulusan Falkultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada 1990-1992.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah lulus kuliah, Ferry berkarier sebagai peneliti di Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi Sosial (LP3ES). Ia memulai karier politik dengan menjadi anggota MPR RI utusan golongan pemuda pada 1992-1997.
Ia melanjutkan perjalanan politik dengan bergabung bersama Partai Golkar. Dia menjadi anggota DPR Fraksi Partai Golkar selama tiga periode pada 1997-2009.
Ferry juga pernah menjadi anggota Komisi II DPR RI untuk periode 2004-2009 sekaligus Ketua Panitia Khusus Rancangan Undang-undang Pemilu.
Setelah itu, ia ikut mendirikan organisasi kemasyarakatan Nasdem mulai 2010. Setelah Nasdem berubah menjadi partai, Ferry pun meninggalkan Golkar.
Ferry bersama Nasdem mengusung Jokowi pada Pilpres 2014. Ia pun mendapat kursi menteri setelah Jokowi menjabat presiden.
Ferry menjabat Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertahanan Nasional di Kabinet Kerja. Namun, jabatannya berakhir pada 27 Juli 2016 setelah Jokowi menggantinya dengan Sofyan Djalil.
Setelah tidak jadi menteri, Ferry berpindah haluan politik. Ia menjabat Direktur Relawan Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019.
Ferry Mursyidan Baldan lahir di Jakarta pada 16 Juni 1961. Almarhum Ferry akan disemayamkan di rumah duka, Jalan Anggrek Cendrawasih IX/24, Slipi, Jakarta Barat.
Wasekjen NasDem, Hermawi Taslim menyampaikan duka cita atas meninggalnya Ferry. Dia pun mengenang Ferry sebagai orang baik.
"Iya, benar. Beliau orang baik," katanya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (2/12).