TKW Korban Wowon Cs Disebut Selalu Buntung dan Dapat Ancaman
Polisi mengungkapkan 11 TKW yang menjadi korban penipuan bermodus penggandaan uang oleh Wowon Erawan alias Aki tak pernah mendapat keuntungan selama menyetorkan gaji ke para tersangka.
Dari 11 korban, TKW bernama Aslem rutin menyetorkan uang setiap bulan selama enam tahun ke rekening tersangka Dede Solehudin. Sementara korban lain bernama Hanna rutin menyetorkan gaji selama dua tahun.
Padahal, mereka berharap gaji yang disetorkan ke tersangka itu bisa dilipatgandakan. Nyatanya, Aslem justru merugi Rp288 juta, sedangkan Hanna sekitar Rp75 juta.
"Selama mereka menyetor belum mendapat keuntungan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko kepada wartawan, Kamis (26/1).
Kepada polisi, Hanna mengaku sempat menagih soal keuntungan dari aksi penggandaan uang tersebut. Namun, Hanna malah mendapat ancaman dari Wowon cs.
"Tidak dapat apa-apa, ditambah dengan ancaman ini, 'Jangan banyak berbicara dan kemudian nanti akan celaka.' Ini tentu catatan teknis proses penyidikan," tutur Trunoyudo.
Lebih lanjut, Hanna disebut baru menyadari aksi penggandaan uang ini adalah penipuan ketika TKW lain bernama Siti dilaporkan hilang oleh keluarga.
"Siti dilaporkan pihak keluarga di Garut mendapatkan musibah, terkait dengan meninggalnya Siti, muncul lah kecurigaan," ucap Trunoyudo.
Polisi sebelumnya menemukan aliran dana sebesar Rp1 miliar dari para TKW dalam kasus serial killer oleh Wowon cs. Selain itu, polisi menemukan 11 TKW yang menjadi korban penipuan.
Identitas 11 orang TKW ini yakni Yeni, Farida, Siti Fatimah, Aslem, Entin, Hamidah, Evi, Hana, Yanti, Nene serta Sulastini. Dari 11 orang tersebut, dua di antaranya; Farida dan Siti sudah tewas di tangan Wowon cs.
Belasan orang TKW setiap bulannya secara rutin mengirimkan gaji mereka ke rekening atas nama tersangka Dede.
Polisi juga mengungkapkan bahwa dari belasan TKW yang menjadi korban, ada dua yang turut berperan menyebarkan praktik penggandaan uang oleh Wowon cs. Keduanya yakni Yeni dan Siti.
"Diketahui bahwa untuk mayoritas korban diperkenalkan modus penggandaan uang ini dari Yeni dan Siti," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko dalam keterangannya, Kamis (26/1).
(dis/chri)