Mereka berfoto dengan perwakilan pengurus RT/RW yang menerima bantuan. Berlatar posko pengungsian, sambil memegang spanduk yang menunjukkan identitas kelompok mereka.
Namun ada kelompok yang berfoto dengan latar rumah warga yang hangus terbakar.
Ada juga yang memegang ponsel sambil mengarahkannya ke beberapa titik rumah yang hangus. Mereka mengambil video seraya berjalan dan berbicara sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam satu momen, seorang warga yang rumahnya hangus diminta untuk mengambil foto dua orang ibu-ibu yang berpose di depan lokasi kebakaran.
Psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Koentjoro berpendapat perilaku sebagian masyarakat itu merupakan dampak dari zaman yang telah berubah.
Mereka yang menyumbang, berpikiran untuk mendapat sesuatu. Dalam hal ini, foto maupun video yang bisa menjadi konten di media sosial.
"Zaman sekarang kan udah berubah jadi zaman kapitalisme, zaman materialisme. Dalam dunia kapitalisme, itu tidak ada makan siang gratis. Kalau saya mau menyumbang, ya aku kudu dapat kontennya," kata Koentjoro saat dihubungi CNNIndonesia.com.
Menurutnya, perilaku itu menunjukkan sikap masyarakat yang tengah mencari panggung untuk tetap eksis. Tidak peduli dengan kondisi bencana yang baru saja terjadi dan kesedihan yang dialami korban.
"Mereka berpikir bahwa itu panggung. Panggung untuk mereka eksis, jadi panggungnya itu panggung kebakaran. Panggungnya itu panggung kalau yang lain, gempa bumi, panggung kecelakaan," kata dia.
"Numpang eksis. Secara teori psikologinya teori pertukaran sosial. Artinya kalau saya memberi ini, saya dapat apa?" imbuh dia.
Menurutnya yang disayangkan dari perilaku itu adalah ketidakpekaan terhadap kondisi masyarakat yang menjadi korban.
"Mereka tidak peka, apakah ini kemudian membuat sakit hati orang yang ditolong, atau membuat yang ditolong merasa bahwa mereka dimanfaatkan," kata Koentjoro.
Hingga Jumat lalu, data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat korban meninggal dalam peristiwa itu berjumlah 19 jiwa.
Sementara korban dirawat sebanyak 26 jiwa sedang dalam penanganan tim medis di empat rumah sakit.
(yoa/bmw)