Polisi mengamankan setidaknya lima demonstran saat ricuh dalam unjuk rasa menolak Undang-Undang Cipta Kerja (Ciptaker) yang digelar mahasiswa di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah, Semarang, Kamis (13/4) petang.
Setelah mengamankan dan memeriksa lima orang mahasiswa demonstran itu, polisi pun langsung melepas dan memberikannya kepada masing-masing pendamping dari kampus. Namun, polisi masih memburu dua orang lain yang langsung kabur karena ada bukti-bukti melakukan provokasi dalam aksi demo pada Kamis petang lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Kapolrestabes Semarang Kombes Polisi Irwan Anwar menyebut bila rencana akan dibuat rusuh tersebut diterimanya dari hasil pengumpulan bahan dan keterangan (pulbaket) yang dilaporkan anggota Intel yang ada di lapangan pada Rabu (12/4).
"Dari pulbaket anggota Intel kami di lapangan memang sengaja untuk dibuat rusuh," ujar Irwan kepada CNNIndonesia.com, Jumat (14/4).
Hasil pulbaket itupun identik dengan rentetan peristiwa saat demo dilakukan yakni dari merusak barikade kawat berduri kemudian merobohkan pagar gedung DPRD Jawa Tengah di sisi depan dan samping hingga memancing kemarahan petugas dengan memaki, mem-bully, dan melempari.
"Sama identik rentetannya saat peristiwa. Bagaimana nantinya merusak menginjak pagar barikade kawat berduri, mendorong merobohkan pagar gerbang sampai melempari menyerang petugas," ujar Irwan.
Kemungkinan terjadinya ricuh inipun ditindaklanjuti polisi untuk tetap tenang dan tidak terpancing.
Irwan mengatakan saat massa aksi mendorong-dorong pagar depan itu pun sudah diperingatkan berkali-kali oleh petugas. Begitu pagar dirobohkan, polisi pun membubarkan massa dengan water canon tanpa kontak bentrok fisik.
Massa yang lalu bergeser ke pagar samping, kata Irwan, dan polisi kembali terus memberikan peringatan. Namun massa malah rusuh dan akhirnya merobohkan pagar samping.
Kondisi tersebut akhirnya membuat Polisi memukul mundur membubarkan massa dengan gas air mata dan Tim Brimob diterjunkan.
Lima orang mahasiswa yang diduga provokator langsung diamankan dan diperiksa di kantor Mapolrestabes Semarang.
"Kita dari awal sudah mencoba tenang, tidak terpancing. Imbauan, peringatan sampai langkah-langkah cara bertindak sudah kita upayakan untuk kondusif. Sampai kemudian rusuh, kita pun hanya berupaya membubarkan massa dan mengamankan beberapa orang yang dianggap provokator," jelas Irwan.