Johni mengklaim situasi sudah kondusif. Ia menyatakan keributan tersebut dianggap sudah selesai dan anggota Denpom 01-IX/Kupang yang saat itu bertanggung jawab pun sudah meminta kepada panitia untuk menghentikan pertandingan meski baru berjalan setengah babak.
Hal itu bertujuan untuk menghindari bahaya keributan yang lebih besar. Ia juga mengatakan Polri bersama TNI telah membentuk tim investigasi untuk memproses kasus tersebut secara transparan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian, semua yang hadir berkomitmen untuk melakukan tindakan ke dalam proses yang terlibat dan hasil investigasi tersebut diserahkan kepada masing-masing kesatuan yang akan melakukan penindakan proses hukum terhadap anggotanya yang terlibat," kata Johni.
Dia juga menambahkan Polri dan TNI secara bersama-sama bakal membangun kembali fasilitas, termasuk pos-pos pengamanan yang dirusak.
Polri dan TNI juga akan melaksanakan patroli gabungan untuk memberi rasa aman kepada warga, terlebih mendekati hari raya Idulfitri 2023.
"Kita juga mengimbau kepada seluruh anggota untuk menahan diri tidak melakukan tindakan-tindakan provokatif, tidak terpancing hasutan-hasutan dan tidak melaksanakan tindakan anarkis," ujarnya.
Terpisah, Kasrem 161/Wira Sakti Kolonel Cpl Simon Petrus Kamlasi menegaskan TNI bakal memproses hukum prajurit yang terbukti terlibat dalam kasus tersebut.
Investigasi yang dilakukan TNI-Polri nantinya memerlukan banyak waktu karena menurut Simon bukti-bukti tidak cukup hanya dari video yang viral di media sosial saja.
"Namun, pada intinya komitmen kita yang paling krusial saat ini adalah bahwa kita kendalikan keadaan sehingga tidak terjadi keributan lanjutan karena ini juga masuk dalam suasana keagamaan," ucap Simon.
(blq/end)