Protes Keluarga Residivis Makassar: Tangkap Saja, Jangan Tembak Begini

CNN Indonesia
Rabu, 10 Mei 2023 18:35 WIB
Pria diduga residivis di Makassar ditembak polisi di depan rumahnya. Keluarga yang melihat penembakan di depan mata tak terima peristiwa itu.
Ilustrasi. Seorang pria di Makassar ditembak polisi di depan rumahnya. Keluarga yang melihat penembakan di depan mata tak terima peristiwa itu. Foto: iStockphoto/ugurhan)
Makassar, CNN Indonesia --

Seorang pria berinisial J di Makassar, Sulawesi Selatan, ditembak polisi di depan rumahnya di Jalan Adyaksa, Kecamatan Panakukkang. Pihak keluarga yang melihat penembakan di depan mata tak terima dengan kejadian itu.

Pria tersebut diduga pelaku pencurian dengan kekerasan (curas). Dia merupakan residivis dengan enam laporan polisi yang masih diproses di Polsek Panakukkang, termasuk pelemparan bom molotov di salah satu gereja wilayah Panakukkang pada 2018.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kakak J, Jumriani masih sakit hati melihat adiknya ditembak di bagian perut dan kaki oleh anggota Polsek Panakukkang, pada Sabtu (6/5) malam.

"Adik saya ditarik masuk di rumah-rumah, ditaruh di situ dan langsung diberi tembakan di depan mata saya sendiri," kata Jumriani saat ditemui, Rabu (10/5).

Kemudian Jumriani sempat minta tolong kepada polisi agar tidak menembak J lagi.

"Saya minta tolong begini, ini saya punya adik jangan ditembak. Saya sudah berteriak pak sama para warga. Tapi tidak ada yang berani menolong," ungkapnya.

Saat akan dibawa ke rumah sakit, kata Jumriani, polisi itu sempat menahannya, alasannya masih menunggu perintah atasan.

"Yanto bilang jangan diambil dulu itu pelaku. Karena saya tunggu perintah dulu dari komandan," ujarnya.

Jumriani mengatakan pihak keluarga sangat keberatan dengan peristiwa penembakan di rumahnya.

"Saya sebagai kakak keberatan. Saya belum kompromi dengan keluarga. Saat ini saya masih belum bisa jawab, damai atau tidak," pungkasnya.

Peristiwa penembakan ini pun sempat diabadikan pihak keluarga dan viral di media sosial.

Video berdurasi dua menit tersebut memperlihatkan pria yang diduga pelaku kejahatan terbaring di teras rumahnya sambil merintih kesakitan dan memegangi luka tembak di perutnya.

Pihak keluarga yang melihat pria itu tergeletak di teras rumahnya langsung berteriak histeris sambil merekam kondisi saudaranya dan merekam anggota polisi yang menembaknya.

"Saya tuntut ko (kamu), kalau mau tangkap adekku, tangkap saja. Jangan sampai tembak begini. Tembus di dadanya kasihan," kata saudara J sambil merekam.

Sementara itu, Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Mokhamad Ngajib membantah penembakan tersebut terjadi di depan rumahnya.

"Tidak (di depan rumahnya)," kata Ngajib.

Polisi klaim sesuai prosedur

Anggota Polsek Panakukkang yang menembak J tidak menjalani pemeriksaan di Propam Polrestabes Makassar. Ngajib mengatakan tindakan anggotanya menembak residivis sudah sesuai prosedur.

"Anggota kan tidak melakukan suatu hal yang melanggar karena sudah prosedural semua," kata Ngajib.

Ngajib mengatakan polisi menembak karena residivis itu berusaha melakukan perlawanan dengan mengeluarkan senjata tajam jenis badik sehingga mengancam keselamatan petugas.

"Pada saat dilakukan penangkapan yang bersangkutan melakukan perlawanan membawa badik dan akan mengancam jiwa masyarakat maupun anggota sehingga dilakukan langkah tegas dan terukur," jelasnya.

Penangkapan residivis kasus pencurian tersebut, kata Ngajib, berdasarkan enam laporan polisi. Namun, pelaku saat akan ditangkap selalu meloloskan diri.

"Sudah enam laporan polisi, termasuk membakar mimbar gereja. Kita sudah lakukan pengobatan dan perawatan terhadap yang bersangkutan," bebernya.

Akibat penembakan tersebut, residivis pencurian ini mengalami luka tembak di tiga bagian tubuhnya, seperti di perut dan kakinya. Sementara ini residivis pencurian itu masih menjalani perawatan medis.

(mir/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER