Guru besar ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang juga mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) 2014-2019 Sri Adiningsih wafat dalam usia 62 tahun di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, Sabtu (17/6).
Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Didi Achjari menyebut jenazah Sri Adiningsih dimakamkan di pemakaman Gunung Sempu Hills Memorial Park.
"UGM merasakan duka yang mendalam atas kepergian beliau. Semoga mendiang diampuni segala dosanya, diterima amal ibadahnya, serta memperoleh tempat terbaik di sisi-Nya," tulis Didi dalam keterangan resmi, Minggu (18/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dituliskan bahwa mendiang Sri Adiningsih semasa hidupnya dikenal sebagai dosen FEB UGM sekaligus pemimpin dan ekonom wanita
berprestasi Indonesia.
Sri Adiningsih merupakan lulusan sarjana dari program Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, UGM. Tahun 1989, ia menempuh gelar Master of Science (M.Sc.) dari University of Illinois at Urbana-Champaign di Amerika Serikat.
Di universitas yang sama, Ia menempuh gelar doktor bidang ilmu ekonomi. Usai mendapat gelar tersebut, Sri Adiningsih melanjutkan karir sebagai dosen dan peneliti di UGM dan mengajar beberapa mata kuliah di FEB, antara lain Perekonomian Indonesia, Makroekonomika, Bank dan Lembaga Keuangan, dan Workshop Ekonomika Moneter.
Dia juga mendapatkan amanah menjabat sebagai Kepala Pusat Studi Ekonomi Asia Pasifik UGM. Sri Adiningsih dilantik sebagai guru besar di UGM pada tahun 2012. Ia lalu mendapatkan amanah menjadi Ketua Pengelola Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis (P2EB) FEB UGM pada tahun 2014.
Sri Adiningsih juga mengukir sederet prestasi di luar UGM karena pernah dipercaya sebagai adviser/principal economist Exim Securities pada tahun 1997, anggota tim ahli penyiapan materi GBHN bidang Wanhankamnas tahun 1998, serta anggota pada Ombudsman BPPN sejak 1999.
Selain itu, ia pernah ditunjuk sebagai anggota Tim Ahli Panitia Ad Hoc MPR pada tahun 2001 dan kemudian terpilih menjabat sebagai Sekretaris Komisi
Konstitusi. Sri Adiningsih terlibat aktif sebagai anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) serta menjadi Founder dari Institute of Social Economic & Digital (ISED).
Sri Adiningsih ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) periode 2014-2019.
Berbagai penghargaan dan prestasi yang pernah diperolehnya, antara lain penghargaan Kesetiaan 35 Tahun dari UGM pada 2021 dan Satyalancana Karya Satya XXX dari Pemerintah Republik Indonesia pada 2019.
Sepanjang hidupnya, Sri Adiningsih telah menerbitkan banyak artikel jurnal dan buku tentang ekonomi serta setumpuk kontribusi untuk UGM, khususnya bagi fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Sri Adiningsih juga dikenal sebagai teman satu angkatan Jokowi di SMP 1 Solo itu pergi meninggalkan suami dan seorang putri.
Jokowi hingga Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengirimkan karangan bunga ungkapan belasungkawa ke rumah duka Perkumpulan Urusan Kematian Jogjakarta (PUKJ), Bantul, tempat jenazah Sri Adiningsih disemayamkan, Minggu (19/6) pagi.
Selain Jokowi dan Megawati, karangan bunga ungkapan duka cita lainnya juga datang dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo; Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X; Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana.
Sementara itu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) nampak melayat ke lokasi rumah duka. Sambil berkaca-kaca, bendahara negara tersebut menceritakan kenangannya bersama mendiang Sri Adiningsih.
"Bu Sri Adiningsih, teman saya baik sekali dari kami masih mahasiswa dulu. Waktu saya masih di UI, beliau masih di (Universitas) Gadjah Mada, belum sarjana. Kita sudah bertemu di dalam beberapa kegiatan seperti lomba debat mahasiswa waktu itu kita ketemu pertama kali di Padjajaran," kata SMI.
Setelah itu, Sri Mulyani dan Sri Adiningsih sama-sama mengambil studi magister dan doktoral di University of Illinois at Urbana-Champaign, Amerika Serikat dalam waktu berdekatan.
Sekembalinya ke Indonesia, keduanya aktif dalam berbagai kegiatan advokasi publik sewaktu krisis ekonomi dan perbankan melanda Indonesia.
Sri Mulyani mengklaim dirinya dan Sri Adiningsih ikut membangun dan mengisi periode awal Reformasi Indonesia, termasuk tim perumus amandemen UUD menyangkut pasal 33 tentang ekonomi.
Secara pribadi, Sri Mulyani mengenal almarhumah sebagai sosok yang punya pribadi baik dan suka menolong.