Satu Pasien Antraks di Gunungkidul Masih Dirawat, Kondisi Membaik

CNN Indonesia
Selasa, 11 Jul 2023 17:39 WIB
Pasien berusia 60 tahun warga Dusun Jati, Candirejo tersebut mengalami gejala terjangkit antraks berupa munculnya benjolan di kulit bagian tangan.
Ilustrasi pasien RS. Satu warga Gunungkidul terjangkit antraks masih dirawat di rumah sakit. (iStock/Chan2545)
Jakarta, CNN Indonesia --

Satu pasien terkonfirmasi antraks masih dirawat di RSUD Wonosari, Gunungkidul. Namun, kondisi kesehatannya disebut membaik sejak tanggal 4 Juni 2023 lalu dilarikan ke rumah sakit.

"Kondisinya baik," kata Direktur Utama RSUD Wonosari, Heru Sulistyowati di Gunungkidul, DIY, Selasa (11/7).

Heru menjelaskan pasien berusia 60 tahun warga Dusun Jati, Candirejo tersebut mengalami gejala terjangkit antraks berupa munculnya benjolan di kulit bagian tangan. Setelah perawatan, luka seperti melepuh itu kini mulai mengempis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasien tersebut juga kesulitan membuka mulut lantaran keluhan rasa mual yang dialaminya selama dirawat di rumah sakit. Petugas medis memberikan antibiotik sebagai penanganan gejala antraks ini.

"Dirawat di ruang isolasi. Penanganannya nggak ribet, memang kami isolasi supaya nggak campur sama pasien lain," imbuh Heru.

Heru menyebut pasien tersebut adalah rujukan dari dokter penyakit dalam di sebuah klinik pribadi. Pasien itu merupakan satu-satunya yang dirawat karena antraks sejak kejadian penularan terakhir.

"Cuma satu yang di RSUD. Yang dua meninggal itu satu di Panti Rahayu, terus yang satu itu di Panti Rahayu dirujuk meninggal di Sardjito. Sebelum-sebelumnya nggak ada yang dirawat di RSUD," pungkasnya.

Kasus penyakit antraks dilaporkan merebak di Dusun Jati, Candirejo, Semanu, Gunungkidul. Pemerintah kabupaten setempat menyebut ada 87 pasien positif terpapar berdasarkan tes serologi dan satu warga meninggal usai terjangkit antraks. Adapun 12 ekor ternak mati karena antraks sejak April 2023.

Pemkab setempat menengarai penyebaran antraks ke manusia di kasus ini dikarenakan tradisi mbrandu. Ini adalah tradisi saat masyarakat membeli ternak yang mati milik warga lainnya. Sapi terjangkit antraks saat itu disembelih bersama-sama sebelum dagingnya dikonsumsi.

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul memutuskan belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) usai penyakit antraks merebak di Dusun Jati.

"Setelah dilakukan kajian dan koordinasi lintas sektor bahwa Satgas One Health beserta dukungan para stakeholders yang sudah bergerak cepat dan terpadu dalam penanganan yang di lokasi dan antisipasi penyebaran, serta mempertimbangkan secara komprehensif atas berbagai aspek, maka belum ada KLB," kata Sekda Gunungkidul Sri Suhartanta melalui pesan WhatsApp, Sabtu (8/7).

(kum/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER