SELUSUR POLITIK

Akar Kuat PKS di Depok yang Hendak Dicabut Kaesang

Muhammad Naufal & Ramadhan Rizki | CNN Indonesia
Jumat, 21 Jul 2023 07:19 WIB
Menguasai pemerintahan Kota Depok sejak 2005 membuat kekuatan PKS mengakar hingga ke pengurus RT. Perjuangan Kaesang Pangarep tak akan mudah.
Putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep ingin meruntuhkan hegemoni PKS di Depok dengan menjadi wali kota(CNN Indonesia/Astari Kusumawardhani)

Anggota Bidang Kesra DPRa PKS Mekarjaya Asep Reven mengungkap pembuatan KTA selalu ditawarkan setiap menggelar kegiatan.

Ia menyebut hal itu tak terlepas dari program rekrutmen kader yang dicanangkan oleh DPD PKS Depok.

"Jadi kita KTA itu memang di setiap kita ada kegiatan Jumat berkah, PKS menyapa, direct selling, bentuknya kaya apa pelayanan kesehatan, itu selalu ada kita kayak ending-nya itu pembuatan KTA," kata dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada acara itu, sembilan dari 57 orang yang mengikuti agenda memilih untuk membuat KTA. Kegiatan-kegiatan ini rutin digelar PKS di Depok. 

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia ( KAMMI ) menggelar aksi damai kemanusiaan bersama peduli 50 korban syahid di New Zealand, Jakarta, 22 Maret 2019. Aksi tersebut merupakan bentuk solidaritas  stop islamophobia menyusul teror dua masjid di Christchurch New Zealand. (CNN Indonesia/ Hesti Rika)Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia ( KAMMI ) merupakan organisasi kemahasiswaan yang punya hubungan erat dengan PKS (CNN Indonesia/ Hesti Rika)

Rangkul Mahasiswa

PKS tak menampik pentingnya mahasiswa dan universitas di jejaring politik mereka. Atas hal itu PKS Depok juga bergerak di kampus-kampus baik negeri maupun swasta.

Para tataran ini PKS mengandalkan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).

KAMMI adalah organisasi mahasiswa ekstra kampus yang didirikan pada 29 Maret 1998. Berdirinya organisasi ini dibidani oleh para aktivis yang bernaung di gerakan Jemaah Tarbiyah yang muncul pada dekade 1980-an.

Sekjen KAMMI Depok Ahmad Akmal mengaku KAMMI kerap diundang ke acara-acara diskusi yang dihelat PKS. Namun, kehadiran KAMMI ke sana hanya sebatas memenuhi undangan, bukan berkolaborasi mengadakan program.

"Diundang saja sih, kalau organisasinya kita enggak pernah kolaborasi sih sama partai manapun PKS apalagi, enggak pernah," ujar dia.

Atas kedekatan itu, Akmal mengaku kerap diberi stigma turut berupaya memenangkan PKS. Namun, dengan tegas ia menampik pandangan tersebut.

Ia menekankan KAMMI tak selalu sepaham dengan PKS, ia juga mengkritik sejumlah kebijakan Wali Kota Depok. Salah satunya, soal polemik SDN Pondok Cina 01.

"Misalnya kebijakan yang salah kita dukung itu enggak, biasanya kita kritik juga," ucap dia.

KAMMI memang tidak memiliki hubungan struktural apapun dengan PKS, namun kedekatan mereka dengan PKS tak dibantah oleh sejumlah Akmal. 

Kedekatan ini terutama sekali terjalin dari kesamaan ideologi dan kesamaan pengalaman politik para perintis KAMMI dan PKS yang berjuang bersama di era Orde Baru.

Dari kedekatan itu tak sedikit kader KAMMI yang akhirnya menjabat sebagai pengurus dan elite PKS. Untuk menyebut sejumlah nama, di antaranya adalah eks kader PKS Fahri Hamzah, Andi Rahmat, dan Wakil Sekjen PKS Haryo Setyoko.

Politikus PKS Nasir Djamil tanpa sungkan menyebut KAMMI sebagai bagian dari PKS.

"Ya kita punya KAMMI juga kan, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia jadi mereka juga melakukan upaya-upaya," kata dia.

Sementara Akmal menyebut kedekatan ideologis KAMMI dengan PKS, yakni adanya kemiripan pada Manhaj yang dianut oleh KAMMI dan PKS.

Ia mencontohkan buku panduan yang digunakan keduanya tergolong mirip.

"Ya kalau kita misalnya kalau di PKS kan kayak ada liqo kan, kalau kita kaya madrasah klasikal, tapi bahasannya tuh hampir sama cuma ada beberapa yang berbeda," ucap Akmal.

Akmal menjelaskan perbedaan antara liqo dengan MK terletak pada bahasannya. Liqo membahas politik, sementara MK membahas soal keislaman.

Ia menjelaskan kini, KAMMI Depok memiliki 22 kader yang tersebar di tiga komisariat di sejumlah kampus di Depok.

Mereka merasa jumlah itu masih kecil. Oleh karena itu, perekrutan anggota KAMMI kian gencar dilakukan.

Akmal menyatakan beberapa saluran yang digunakan untuk merekrut itu ialah, media sosial, lembaga dakwah kampus, dan pendekatan personal. Di jenjang pengkaderan di KAMMI, untuk ditetapkan sebagai kader, maka harus lulus Dauroh Marhalah.

"Sebenarnya kalau untuk alurnya DM 1,2,3 cuman kalau untuk setiap nama-namanya tiap kampus tuh beda, kayak misalnya leadership training, tergantung kreasi masing-masing," ucapnya.

Sejarah KAMMI yang tak lepas dari lembaga dakwah kampus itu turut menarget kursi-kursi strategis di kampus. Misalnya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).

"Kalau itu, pasti ada sih, tiap orang pasti ada target misalnya ke LDK, ke BEM pasti ada, terus target rekrut pasti ada," kata Akmal.

Aktivitas KAMMI tak terbatas di lingkungan kampus dengan menarget kursi BEM atau LDK. Akmal bilang hampir seluruh kegiatan KAMMI bersentuhan dengan masyarakat dan dakwah. Misalnya, mengadakan Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) di lingkungan sekitar, bakti sosial, hingga ikut pelatihan yang diadakan pemerintah.

Selain itu, Akmal mengaku KAMMI juga pernah mengadakan kegiatan dengan pengurus RW sekitar.

"Pernah ada futsal terus segala macamnya kayak ke villa gitu ada, sama RW sih, kayak sama pemuda RW sebelah ngundang KAMMI buat penyampaian organisasi tuh apa gitu," tegasnya.

Tak hanya itu, Akmal juga mengakui mayoritas kader KAMMI memilih masuk ke PKS kala terjun ke politik. Ia menyebut biasanya kader KAMMI terafiliasi dengan PKS melalui keluarga. Menurutnya, tak sedikit kader yang orang tuanya merupakan pengurus PKS di Depok.

Pada satu sisi, Akmal mengaku sejumlah kader KAMMI turut membantu pemenangan PKS di Depok. Di sisi lain ia menekankan hal itu bersifat personal, bukan keorganisasian. Ia menegaskan pada setiap gelaran pemilu, mereka mengambil peran sebagai pemantau dan bukan tim pemenangan salah satu partai.

"Terserah kalian misal mau dukung ini, cuma jangan bawa nama KAMMI aja, bawa nama personal," katanya.

Baliho besar Kaesang Pangarep di kawasan Margonda Depok. (Arsip PSI)Baliho besar Kaesang Pangarep di kawasan Margonda Depok. (Arsip PSI)

Kans Kaesang Mengambil Golput

Rapatnya jaring-jaring PKS di Kota Depok bukan tanpa kelemahan. Setidaknya ada sejumlah hal yang bisa dimanfaatkan sebagai peluang oleh Kaesang untuk memenangkan pertempuran di Depok. 

Wakil Ketua DPD PSI Depok Icuk Pramana Putra membeberkan popularitas menjadi salah satu alasan mendukung Kaesang.

Dia juga yakin sebetulnya masyarakat Depok tak didominasi oleh pemilih PKS lantaran angka golongan putih pada pemilu masih tinggi.

Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU Kota Depok di dua pilkada terakhir, angka golongan putih (golput) selalu tinggi, konsisten di atas 30 persen.

Golput di Depok pada 2015, menyentuh 586.125 yang terdiri dari suara tidak sah 28.412 dan pemilih yang tak mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) 557.713 dengan total 1.235.030 daftar pemilih tetap (DPT).

Sementara di Pilkada 2020 lalu, angka golput memang menurun, namun golput memperoleh suara terbanyak. Hasil rekapitulasi final KPU Kota Depok, golput mencapai 481.016 atau 39,12 persen dari total 1.229.362 DPT. Sementara perolehan paslon pemenang Idris-Imam Budihartono sebesar 415.657 suara.

Menurut Icuk, jika jumlah golput dengan pemilih nasionalis dijumlahkan, maka hasilnya berada di atas perolehan suara PKS di Pilkada. Ia optimis mengusung Kaesang akan meningkatkan partisipasi warga Depok di Pilkada mendatang.

Selain popularitas Kaesang yang diyakini bisa memikat kalangan Golput, hal lain yang bisa dilihat sebagai peluang adalah tren menurunnya selisih suara antara calon yang diusung PKS dengan lawannya.

Pada Pilkada 2015, koalisi PKS yang mengusung Mohammad Idris dan Pradi Supriatna unggul telak dari lawannya, pasangan Dimas Oky Nugroho dan Babai Suhaimi.

Idris-Pradi meraih 411.367 suara atau 61,9 persen, sementara Dimas-Babai hanya mendapat 253.086 atau 38,09 persen.

Selisih suara itu kemudian menyusut pada Pilkada Depok 2020. Pasangan PKS yaknin Mohammad Idris-Imam Budi Hartono menang dengan raihan 415.657 suara atau 55.54 persen. Sedangkan lawannya Pradi Supriatna-Afifah Aliah mendapat 332.689 suara atau 44.46 persen.

Tren menipisnya selisih suara pasangan PKS dengan lawan-lawannya di Depok, tentu dipengaruhi oleh banyak faktor. Namun, tak dapat dipungkiri, sosok Kaesang bisa menjadi pilihan baru di tengah wajah-wajah lama dan panjangnya dominasi PKS di Kota Depok.

Bagus (27) warga Pangkalan Jati, Depok menyambut baik Kaesang mencalonkan diri jadi wali kota. Ia berharap ada kepemimpinan gaya baru di Depok.

Bagus melihat sosok Kaesang selayaknya Jokowi. Menurutnya, meski belum berpengalaman namun gaya memimpin ala Jokowi akan terbawa pada Kaesang.

"Seperti halnya Gibran deh, gaya kepemimpinan seperti Jokowi melekat banget, enggak banyak bicara tapi kerjaan selesai," kata Bagus kepada CNNIndonesia.com pada 14 Juli lalu.

Senada, warga bernama Sholihin juga mendukung putra Jokowi itu maju di Depok, ia mengakui Kaesang memang belum berpengalaman. Namun, menurutnya ia memiliki visi dan misi.

Selain itu, ia menekankan berpolitik merupakan hak setiap warga negara, tak terkecuali Kaesang.

"Maju, dukung, perkara dia belum pengalaman, enggak ada cerita. Ini orang punya visi misi anak muda," kata Sholihin ketika ditemui di sekitaran Stasiun Pondok Cina.

(bmw/wis)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER