Direktur Beit Midrash for Judaism and Humanity, Rabi Yakov Nagen menegaskan pada prinsipnya Tuhan ingin masyarakat dunia hidup dengan damai, bukan dengan cara kekerasan.
"Kalau kita kembali kepada Tuhan, Tuhan ingin kita hidup bersama, dan Tuhan membenci perang dan kekerasan," kata Yakov di sela-sela forum R20 International Summit of Religious Authorities (ISORA) yang digelar PBNU di Hotel Park Hyatt, Jakarta, Senin (27/11).
Pemuka agama Yahudi itu menjelaskan semua agama di dunia sama-sama mengajarkan pengikutnya untuk berbuat baik. Baginya, agama justru bisa menjadi solusi bagi perdamaian dunia, bukan sebaliknya menjadi masalah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kita butuh lebih kembali kepada agama dan bukan meninggalkannya," kata dia.
Yakov berpendapat identitas agama tak bisa dihindari umat manusia di dunia. Ia pun melihat itu menjadi tantangan, apakah agama selama ini digunakan untuk menghubungkan sesama manusia atau justru menentang satu sama lain.
"Ini membawa tantangan identitas agama kita berbeda, tapi harus membawa kepada satu kebersamaan," kata dia.
"Forum ini membuat kenyataan identitas agama kita berbeda tapi mereka harus membawa kita bersama. Dan inilah yang diadakan oleh Indonesia dan Nahdlatul Ulama," tambah dia.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia (MWL) Syekh Muhammad bin Abdul Karim al-Issa turut menyerukan kepada seluruh negara untuk bersatu dalam menghentikan kekerasan.
Seruan itu ia sampaikan khususnya ditujukan untuk menghentikan perang yang terjadi di Gaza, Palestina.
"Kami menyerukan negara dan organisasi bersatu dalam bekerja keras untuk menghentikan semua perang," kata Al-Issa dalam pidato kuncinya secara daring.
Al-Issa merinci peperangan menimbulkan ratusan juta korban jiwa atau tepatnya
170 juta yang menjadi korban peperangan.
Ia juga menegaskan bahwa peperangan hanya menghadirkan egosentrisme, barbarisme, dan hukum rimba. Ujung dari semua ini, lanjutnya, pada perusakan kehidupan.
"Semua perang menceritakan kisah kegagalan manusia," katanya.