Dia menambahkan, NU harus tetap mengemban misi yaitu menjaga negara dan agama. Hanief menambahkan, pilihan mendukung paslon nomor 02 bukan saja demi mengamankan capres, tapi demi mengamankan negara dan bangsa.
"Iya jadi instruksi untuk mengamankan negara dan bangsa. Semata-mata bukan amankan capres, amankan bangsa dan negara supaya Pilpres jangan jadi sarana terpecah belahnya. Satu putaran diharapkan bisa membuat suasana bangsa negara kondusif," ucapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal dugaan arahan amanat atau dawuh dari PBNU itu sebelumnya sempat pula diungkap Nadirsyah Hosen (Gus Nadir) dalam wawancara yang disiarkan via Youtube beberapa waktu lalu.
Dalam potongan video wawancara Gus Nadir yang tersebar di media sosial mengatakan PBNU mengumpulkan seluruh pengurus mulai dari tingkat cabang dan wilayah seluruh Indonesia di Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Ia mengatakan Gus Yahya dan Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar turut hadir pada pertemuan tersebut.
Pada pertemuan itu, Gus Nadir mengatakan ada 'dawuh' atau instruksi tak tertulis untuk memenangkan paslon Prabowo-Gibran. Ia pun mengaku sudah melakukan tabayun kepada para kiai yang hadir pada pertemuan tersebut.
Dihubungi terpisah, Gus Nadir menjelaskan pertemuan tersebut digelar di Hotel Bumi Surabaya sekitar 7 Januari 2024. Ia mengatakan informasi yang didapatkannya tak cuma dari satu orang saja.
Lihat Juga : |
Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf menegaskan pernyataan Gus Nadir soal pengumpulan pengurus daerah untuk memenangkan paslon Prabowo-Gibran hanya prasangka semata dan tak ada bukti.
"Yang diutarakan Pak Nadirsyah itu saya kira prasangka saja, tidak ada kenyataannya dan tidak ada bukti apapun bahwa itu terjadi," kata pria yang akrab disapa Gus Yahya itu di Kantor PBNU, Jakarta, Kamis (18/1).
Gus Yahya menegaskan NU memiliki parameter secara keorganisasian tidak terlibat dalam kampanye dan proses dukung mendukung dalam Pilpres.
Meski begitu, ia mengatakan jika warga NU memiliki pendapat pribadi merupakan haknya masing-masing. Ia kembali menegaskan lagi, NU secara kelembagaan tak terlibat dalam Pilpres.
"Bagaimana keterkaitan antarpribadi masing-masing. Tapi NU secara kelembagaan jelas tidak terlibat ya," kata dia.
Senada, Ketua PBNU Ahmad Fahrur Razi membantah ada arahan resmi dari organisasinya untuk mendukung paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming di Pilpres 2024.
Dia menegaskan hingga saat ini PBNU tak pernah mengeluarkan sikap resmi untuk mendukung salah satu paslon di Pilpres 2024. Menurut dia, dukungan oleh pengurus NU murni atas nama pribadi.
Sebab, kata Fahrur, PBNU saat ini juga telah menonaktifkan sejumlah pengurus mereka yang menjadi timses dan maju dalam pencalonan Pilpres 2024.
(kum/pmg)