Misteri Arya Daru Salah Kirim Chat dan Hilangnya Penjelasan Polisi

CNN Indonesia
Rabu, 30 Jul 2025 13:26 WIB
Dalam keterangan pers kemarin, monitor yang ditampilkan polisi menulis momen Arya Daru salah kirim WhatsApp. Namun polisi diam soal potongan peristiwa ini.
Kematian diplomat Kemlu Arya Daru masih menyisakan misteri. (ANTARA FOTO/SULTHONY HASANUDDIN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan alias ADP (39) masih menyisakan tanda tanya meski kepolisian telah menyatakan tak ada keterlibatan pihak lain di balik tewasnya ADP.

Sebelum ditemukan tewas di kamar 105 sebuah indekos di daerah Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (8/7) pagi, Arya diketahui sempat pergi ke Mal Grand Indonesia.

Arya pergi ke pusat perbelanjaan itu pada Senin (7/7). Merujuk rekaman CCTV yang diungkap kepolisian, Arya terlihat di mal itu sekitar pukul 17.52 WIB. Saat itu, Arya tak sendiri. Ia diketahui bersama seorang perempuan berinisial V dan satu orang pria berinisial D.

Pada konferensi pers yang digelar di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7) kemarin, kepolisian sempat memaparkan hasil pemeriksaan terhadap sejumlah rekaman CCTV. Termasuk, CCTV di mal Grand Indonesia.

Dalam pemaparan itu, polisi turut menampilkan foto tangkapan kamera CCTV disertai dengan narasi penjelasan yang ditampilkan pada monitor. Salah satu yang ditampilkan adalah momen saat Arya sedang antre menunggu taksi untuk pulang dari Grand Indonesia pada sekitar pukul 21.18 WIB.

Dalam narasi yang ditampilkan disebutkan Arya sedang mengantre taksi sambil membawa tas gendong dan tas belanja. Masih dalam narasi itu, disampaikan pula rekaman CCTV itu sesuai dengan keterangan saksi bahwa Arya salah mengirim pesan WhatsApp.

"BERDASARKAN CCTV TERLIHAT KORBAN ANTRI TAXI BLUE BIRD. KORBAN MEMBAWA TAS GENDONG DAN TAS BELANJA, SESUAI DENGAN KETERANGAN SAKSI BAHWA KORBAN SALAH MENGIRIM PESAN WHATSAPP," demikian narasi pada monitor.

Namun, saat konferensi pers, kepolisian tidak memberikan penjelasan ihwal momen tersebut. Termasuk, soal pesan yang salah dikirim oleh Arya tersebut.

Dalam sesi tanya jawab, sempat ditanyakan soal Arya yang salah mengirim pesan WhatsApp. Namun, pertanyaan soal salah kirim pesan itu tak dijawab oleh pihak berwajib.

Kepolisian hanya membenarkan ihwal Arya Daru yang mengubah tujuan perjalanannya. Disebut bahwa Arya Daru mulanya berencana pergi ke bandara setelah pulang dari Grand Indonesia, namun berubah tujuan ke Gedung Kemlu.

"Perlu kami sampaikan bahwa korban keluar dari GI itu naik taksi, tapi jalan kira-kira 5 menit langsung minta berubah arah. paling baru berjalan sekitar 200-300 meter langsung balik arah menuju Kemenlu," kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra dalam konferensi pers.

Handphone hilang

Di sisi lain, keberadaan handphone Samsung S22 Ultra yang digunakan Arya Daru hingga saat ini masih menjadi teka-teki. Kepolisian masih belum berhasil menemukan handphone tersebut.

Sejauh ini, polisi hanya berhasil mendapatkan handphone lawas Arya Daru yakni Samsung Note 9 yang terakhir diaktifkan pada 2019. Wira menyebut handphone Samsung S22 Ultra itu terakhir aktif di Mal Grand Indonesia. Namun, handphone itu kini sudah tak aktif, sehingga sulit dilacak.

"Bahwa handphone Samsung Ultra 22 yang sehari-hari digunakan oleh korban sampai sekarang belum ditemukan, kami sampaikan bahwa handphone tersebut belum ditemukan," tutur Wira.

"Kemudian yang berikutnya, kesulitannya apa terhadap handphone, perlu kami sampaikan bahwa handphone ini terakhir off berada di Grand Indonesia, kalau namanya handphone off kita juga susah untuk melacaknya," sambungnya.

Arya Daru Pangayunan alias ADP (39) ditemukan tewas dengan kondisi wajah terlilit isolasi atau lakban warna kuning di sebuah kos di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7).

Berdasarkan hasil penyelidikan tim gabungan Ditreskrimum Polda Metro Jaya, polisi memastikan Arya meninggal dunia bukan karena aksi pembunuhan atau tindak pidana. Namun karena mati lemas dan tidak ada peristiwa pidana.

Hal tersebut berdasarkan hasil autopsi forensik dan sejumlah pemeriksaan, seperti histopatologi hingga toksikologi. Termasuk, pemeriksaan psikologi forensik.

"Dari hasil pemeriksaan tersebut disimpulkan indikator kematian dari ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain," kata Wira dalam konferensi pers.

"Maka sebab kematian korban adalah akibat gangguan pertukaran oksigen pada saluran pernafasan atas yang menyebabkan mati lemas. Bahwa penyelidikan yang kami lakukan kami simpulkan belum menemukan adanya peristiwa pidana," sambungnya.

(dis/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER