Wali Kota Surabaya Pilih Tak Naikkan PBB
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memilih tidak menaikkan besaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kota Surabaya tahun ini, karena kondisi masyarakat sedang susah
"Saya tidak ingin memberatkan masyarakat Surabaya dengan menaikkan PBB, dengan menaikkan yang lainnya. Sekarang kondisi susah," kata Eri, Senin (18/8).
Sebagai gantinya, Eri meminta pemilik usaha jujur melaporkan kewajiban pajak mereka. Hal itu untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Kalau kami tidak menaikkan PBB, tapi bagaimana orang yang punya kewajiban ada kejujuran untuk membayar kewajiban. Contoh ketika ada pajak restoran atau pajak hotel, saya mohon ada kejujuran, jumlahnya berapa, ya sampaikan berapa, jangan dikurangi," ucapnya.
Menurutnya, pajak yang dibayarkan masyarakat, termasuk pajak restoran dan hotel, sepenuhnya digunakan untuk membangun Kota Surabaya.
"Tapi kalau tidak ada kejujuran, maka sulit kita menyelesaikan kemiskinan," ujarnya.
Ia menegaskan, Pemkot Surabaya tetap mempertahankan berbagai program prorakyat seperti bantuan untuk warga miskin, sekolah gratis, hingga rehabilitasi rumah tidak layak huni (Rutilahu).
"Semua ini tidak boleh hilang karena menjadi tanggung jawab negara," katanya.
Da menekankan bahwa kejujuran membayar pajak merupakan wujud gotong royong yang diajarkan dalam Pancasila dan nilai-nilai agama.
"Jadi yang kaya (mampu), bantulah yang tidak mampu. Dengan apa? Dengan kejujuran-kejujuran [bayar pajak] yang kita lakukan," ujarnya.
Selain itu, Eri menegaskan bahwa pemkot dan DPRD Surabaya memilih skema pembiayaan alternatif untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur. Menurutnya, pembangunan infrastruktur sangat penting untuk menggerakkan perekonomian Surabaya.
"Tidak bisa bergerak ekonominya secara dahsyat tanpa dibantu oleh infrastruktur," tegasnya.
Namun, ia menuturkan bahwa setiap kepala daerah tentu memiliki kebijakan masing-masing untuk meningkatkan PAD. Salah satunya adalah dengan memilih kebijakan menaikkan PBB.
Untuk itu, Eri menekankan bahwa optimalisasi PAD bisa dilakukan melalui kejujuran dalam membayar pajak restoran, parkir, dan hotel.
"Banyak inovasi yang bisa kita lakukan. Surabaya bergeraknya melalui Kampung Pancasila. Intinya gotong royong, yang mampu membantu yang lemah," pungkasnya.
(frd/fea)