Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) kembali menggulirkan program pemberdayaan bagi Purna-Pekerja Migran Indonesia (PMI) sebagai upaya meningkatkan kemandirian ekonomi para mantan pekerja migran setelah kembali ke tanah air.
Program yang digelar sepanjang 2025 ini melibatkan 28 desa, di mana setiap desa mengirimkan 20 peserta, sehingga total terdapat 560 peserta yang mengikuti pelatihan secara terstruktur.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Indramayu, Endang Ismiati, menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk memberikan bekal keterampilan usaha yang dapat langsung diterapkan oleh para purnamigran di lingkungan masing-masing.
"Indramayu merupakan salah satu daerah dengan jumlah pekerja migran terbesar di Indonesia. Karena itu, pemberdayaan purna-PMI menjadi prioritas kami agar mereka mampu kembali dan membangun ekonomi di kampung halaman," ujarnya dalam keterangan resmi.
Berdasarkan dokumen resmi pelaksanaan, pelatihan dilakukan dalam beberapa tema sesuai kebutuhan masyarakat desa, seperti:
Pelatihan diberikan selama dua hari penuh untuk setiap kelompok desa, dipandu oleh instruktur dari BP3MI, Diskopdagin, dan lembaga mitra kewirausahaan.
Program pemberdayaan purnamigran ini diharapkan dapat:
Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Disnaker Indramayu, Asep Kurniawan, menegaskan pihaknya tidak hanya ingin memfasilitasi penempatan, tetapi juga memastikan purna-PMI memiliki kesempatan yang sama untuk sukses setelah mereka pulang.
"Pemberdayaan ini adalah bentuk kehadiran negara untuk memastikan mereka tidak kembali pada kerentanan ekonomi," ucap dia.
Sebagai informasi, Indramayu dikenal sebagai salah satu penyumbang PMI terbesar di Indonesia. Karena itu, pemerintah daerah menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat pelatihan, perlindungan, dan pendampingan usaha bagi para purnamigran.
Program pemberdayaan ini direncanakan menjadi agenda berkelanjutan hingga tahun-tahun mendatang.
Disnaker juga memastikan bahwa upaya ini merupakan bagian dari misi menjadikan purna-PMI sebagai motor penggerak ekonomi desa, sekaligus mengurangi angka kemiskinan berbasis migrasi.
(gif/gif)