Jakarta, CNN Indonesia -- Enam atlet wushu Indonesia jalani uji coba di Tiongkok sejak Mei 2014 demi berlaga di gelaran Asian Games XVII mendatang.
Pengiriman atlet ini dilakukan Pengurus Besar Wushu Indonesia lantaran kurangnya alat latihan yang seharusnya disediakan pemerintah. Biaya yang dikeluarkan PB WI terbilang cukup besar.
“Biayanya itu US$80 (kurang lebih Rp 930 ribu) per orang per hari, sementara yang didukung pemerintah sebesar Rp 200 ribu per orang per hari,” ujar Sekretaris Jenderal PB WI Ngatino saat ditemui CNN Indonesia di kantornya, Selasa (27/08).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang juga berprofesi sebagai pengacara ini menilai itikad baik pemerintah dalam mengembangkan olahraga ini sangat kurang. Panjangnya birokrasi yang mengurusi olahraga juga dianggap terlalu panjang.
“Ada Menpora, Prima, KONI, sekarang juga KOI. Untuk apa?” katanya menambahkan.
Menurut mantan atlet kungfu ini, sebagai ketua umum, Supandi Kusuma, beserta pengurus lainnya harus mengeluarkan dana dari kantong pribadi. Pasalnya, tidak pernah ada anggaran khusus untuk wushu dari pemerintah.
“Kami harus ajukan proposal dulu setiap ada kegiatan. Sementara sponsorship juga masih banyak yang enggan melirik cabang olahraga ini,” ucap Ngatino menjelaskan.
Ngatino optimistis, keenam atlet akan melakukan yang terbaik dalam ajang yang akan digelar di Incheon, Korea, pada 19 September-4 Oktober mendatang itu.
Keenam atlet tersebut adalah Achmad Hulaefi, Lindswell, Juwita Niza Wasni, Hertati, dan Hendrik Tarigan. Sementara itu, Ivana Ardelia Irmanto sudah kembali ke daerah asalnya, Yogyakarta.
“Kami menargetkan satu emas. Semoga bisa tercapai, bahkan terlampaui,” katanya menutup pembicaraan.