ANDRIYAN

Liku Perjalanan Hidup Sang Peloncat Indah

CNN Indonesia
Selasa, 02 Sep 2014 16:49 WIB
Menapaki karir sejak usia dini. Pun memikul tanggung jawab berat di usia muda. Jalan hidupnya tak terbilang mudah, tapi tak lantas membuatnya menyerah.
Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNNIndonesia.com
Jakarta, CNN Indonesia -- Menapaki karir sejak usia dini. Pun memikul tanggung jawab berat di usia muda. Jalan hidupnya tak terbilang mudah, tapi tak lantas membuatnya menyerah.  

Berbalut kaos biru gelap dipadu celana pendek warna senada, seorang pemuda terlihat menapaki lobi hotel yang identik dengan para atlet ini.

"Saya Andre," ucapnya ramah. "Maaf tadi baru latihan."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selayang pandang, pembawaannya tak lebih dari pemuda beranjak dewasa pada umumnya. Namun, pemuda ini jelas istimewa.

Pemuda yang belum genap berusia 20 tahun itu adalah salah satu atlet nasional loncat indah andalan Indonesia.

Andriyan, begitu orang tuanya memberi nama. Di usianya yang masih belia, ia telah mempersembahkan prestasi membanggakan untuk negerinya ini. Sebuah medali perak dari SEA Games Myanmar 2013 lalu.

Si Kecil yang Aktif

Andre kecil tumbuh layaknya anak pada umumnya. Aktif dan gemar bermain di luar ruangan.

Sang orang tua pun menyalurkan keaktifan si kecil dengan mendaftarkannya ke sebuah klub renang di daerah Rawamangun, Jakarta Timur.

Alhasil, ia lantas rajin mengikuti latihan renang. Saat menginjak usia 9 tahun, kelahiran 4 Desember 1994 ini berkesempatan mengikuti kejuaraan antar klub yang diadakan di Senayan.

Kala itu, Andre kecil dibuat takjub melihat aksi para peloncat indah. Aksi loncat akrobatik dari ketinggian sepuluh meter memunculkan rasa untuk mencoba.

"Saya tidak takut. Saya justru merasa tertantang," ujarnya meyakinkan.

Adalah Harly Ramayani, seorang pelatih tim loncat indah yang menangkap sinyal antusiasme Andre. Harly menganjurkan Andre datang latihan loncat indah setiap sore.

Kesempatan emas yang tak dilepaskan begitu saja oleh Andre kecil itu rupanya tidak dilepaskan oleh Andre. Ia mencoba dan ketagihan.

Hingga pada usia 10 tahun, ia memberanikan diri mengikuti kejuaraan nasional loncat indah di Jakarta. Tidak tanggung-tanggung, lawan-lawannya adalah atlet yang dua tahun lebih tua darinya.

Meraih posisi keempat membuatnya makin percaya diri. Di kesempatan lainnya, ia mencoba melawan sebayanya. Emas dan perak pun diraihnya.

Antara Sekolah dan Latihan

Medali emas pertama itu memupuk semangat berlatihnya. Ketika duduk di bangku SMP, setiap pulang sekolah, ia bergegas ke tempat latihan di Senayan.

Latihan terkadang memaksanya pulang malam. Lelah dan jenuh pun terkadang menyergap dirinya.

"Saya cemburu dengan teman-teman yang bisa bermain bebas," keluh pria kelahiran Lampung ini mengenang. "Tapi saya tidak mau mengeluh."

Padatnya aktivitas sebagai atlet dan siswa sekolah, membuatnya memilih sekolah atlet ragunan untuk melanjutkan pendidikannya kelas 9. Ia pun mulai dapat menyesuaikan jadwal sekolah dan latihannya di Pelatnas. 

Menjadi Tulang Punggung Keluarga

Baru sebulan memasuki pelatnas pada 2009, di usia 15 tahun, Andre harus ditinggal sang ayah menghadap Yang Maha Kuasa. Sang idola pergi akibat kecelakaan kapal saat berlayar di Kepulauan Seribu.

"Waktu itu ibu juga bareng dengan ayah, tetapi ayah tak berhasil diselamatkan dari kapal," tuturnya.

Keadaan menjadi sulit lantaran tak ada penghasilan tetap lagi. Sang bunda yang berprofesi ibu rumah tangga, serta adik kecil berusia dua tahun lantas menjadi tanggung jawabnya.

"Alhamdulillah ada rezekinya," ujar Andre diiringi senyuman.

Sejak menjadi atlet, peraih perunggu pada SEA Games 2011 itu memberikan gaji dan bonusnya kepada sang ibu. "Saya bangga bisa mandiri dan membantu ibu saya."

Demi pendidikan adiknya yang kini duduk di kelas 1 Sekolah Dasar, Andriyan tak melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Cita-cita melanjutkan ke Ilmu Olahraga Universitas Negeri Jakarta diurungkannya untuk fokus ke pelatnas dan adiknya.

Menuju Atlet Professional

Tak pernah terlintas baginya menjadi atlet seperti sekarang. Meski begitu, ia bertekad tidak akan menyia-nyiakan kesempatannya menjadi atlet loncat indah profesional.

"Saya ingin dapat emas di SEA Games berikutnya," ujar pemuda lajang ini.

Diakui atlet DKI itu, menjadi atlet profesional memanglah tak mudah. Masih banyak teknik yang harus diperbaiki. Belum lagi kejenuhan akan latihan, hingga kesalahpahaman antar sesama pemain ataupun pelatih.

Jalan pemuda yang gemar berkeliling dengan sepeda motor ini memang masih panjang. Sahabat peloncat indah asal Malaysia Bryan Nickson Lomas itu tetap berusaha fokus dan menjalaninya sebaik mungkin.

"Saya hanya ingin berusaha sebaik mungkin dan membanggakan keluarga saya."


LEBIH BANYAK DARI KOLUMNIS
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER