KEI NISHIKORI

Resep Chang untuk Sang Finalis AS Terbuka

CNN Indonesia
Senin, 08 Sep 2014 17:10 WIB
Jika Kei Nishikori menundukkan Marin Silic di partai final Amerika Serikat Terbuka 2014, maka pujian juga patut diberikan pada pelatihnya, Michael Chang.
Petenis Jepang yang melaju ke final Amerika Serikat Terbuka 2014, Kei Nishikori.
Jakarta, CNN Indonesia -- Jika Kei Nishikori menundukkan Marin Silic di partai final Amerika Serikat Terbuka 2014, maka pujian bukan hanya patut diberikan pada petenis Jepang tersebut, tapi juga pada pelatihnya, Michael Chang.

Nishikori sendiri sempat diragukan akan tampil di AS Terbuka 2014 karena cedera. Namun, pada turnamen ini ia lalu mengalahkan Milos Raonic, Stanislas Wawrinka, dan Novak Djokovic dalam 14 set ketat.

Salah satu resep yang diberikan oleh Chang adalah mengenai kebugarannya.
 
"Saya berkata kepadanya: 'Jika kamu sehat, maka kamu akan mendapatkan hasil yang baik.' Hal ini terlihat sepanjang tahun. Biasanya ia akan kesulitan dalam bertanding ketika baru saja sembuh dari cedera, atau memang sedang mengalami cedera."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Agustus 2014, Nishikori sendiri sempat menjalani operasi untuk kista di kaki kanannya.

"Kista itu bukan cedera," kata Chang.

"Tidak ada yang harus direhabilitasi karena kista, hanya harus sembuh saja. Maka saya menyuruhnya untuk terus latihan fisik."

"Meski ia belum mendapatkan pengalaman bertanding yang cukup sebelum Amerika Serikat Terbuka, saya memintanya untuk ikut dan berlatih lebih awal. Jika telah melewati dua pertandingan pertama, maka apa pun bbisa terjadi."

"Saya memberinya contoh Pete Sampras. Ia pernah memaksakan diri untuk bertanding meski sebelumnya ragu untuk tampil; dan Pete melaju ke final Australia Terbuka. Saya juga pernah tampil di final Perancis Terbuka di 1995, meski awalnya sempat akan mengundurkan diri."

Pengaruh Chang pada Nishikori ini terlihat lebih besar ketimbang pengaruh Stefan Edberg pada Roger Federer, Amelie Mauresmo pada Andy Murray, dan Boris Becker.     

Chang dan Nishikori sendiri memiliki kesamaan, yaitu kelincahan dan kecepatan dalam mengejar bola.

Selain itu, keduanya juga berdarah Asia. Meski berkewarganegaraan Amerika dan lahir di New Jersey, Chang memang memiliki darah Tiongkok. Menurut Chang, hal ini membantunya untuk membangun hubungan dengan anak didiknya.

"Kami berkomunikasi dengan baik," ujar Chang. "Dengan saya berdarah Tiongkok dan Kei dari Jepang, tentu saja ada perbedaan budaya, tapi ada kesamaan budaya juga, karena kami sama-sama Asia."

"Misalnya saja ketika kami akan keluar makan, kami tidak perlu bertanya satu sama lain: 'Hey apakah kamu mau makan masakan asia?' Tentu saja. Memang sangat mudah bagi kami untuk beradaptasi. Dan menjadi penting untuknya bisa beristirahat dan melonggarkan pikirannya."

Sementara itu, salah satu anggota tim pelatih Nishikori, Dante Bottini, berkata bahwa Nishikori percaya pada dirinya sendiri dan permainannya. Bottini juga percaya bahwa Nishikori juga terbantu karena berada dalam kondisi fisik yang baik.

"Saya tahu kami tidak menyiapkan diri dengan sempurna. Namun, saya bekerja dengannya di Brandenton, dan ia duduk di kursi di tempat latihan (karena belum bisa bergerak karena kista) dan saya memberinya bola selama sejam," ujar Bottini mengenai sesi latihan dengan Bottini.

"Kini Nishikori memukul bola lebih awal dan dengan akselerasi yang lebih cepat. Ia memiliki kekuatan dari kaki bagian bawah."

Menurut Chang, kelebihan Nishikori juga terletak pada kekuatan mentalnya.

"Dia telah mengalahkan semua orang, dan saya terus mengingatkan dirinya tentang itu," ujar Chang.

"Kami memiliki gaya main yang sama sehingga saya bisa memberikan nasihat padanya. Ia adalah pemain yang bekerja sangat keras. Ia sangat fokus."

"Hampir setiap pertandingan saya berkata padanya: 'ini belum selesai'."  

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER