UNDUR DIRI MONTEZEMOLO

Tak Sepakat Rancangan Masa Depan Ferrari

CNN Indonesia
Jumat, 12 Sep 2014 11:38 WIB
Pengunduran diri Luca di Cordero Montezemolo bukan tidak prediksi. Ia sempat berselisih dengan Sergio Marchionne, Kepala Eksekutif Fiat, tentang masa depan Ferrari.
Luca di Montezemolo tak sepakat dengan masa depan Ferrari di bawah kepemimpinan Sergio Marchionne
Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNNIndonesia.com
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengunduran diri Luca di Cordero Montezemolo, presiden Ferrari selama 23 tahun, bukan tidak prediksi. Perselisihannya dengan Sergio Marchionne, Kepala Eksekutif Fiat, semakin mencuat dalam beberapa waktu ke belakang.

Hal ini tercermin dari kritik yang disampaikan oleh Marchionne minggu lalu.

"Yang terpenting bagi Ferrari bukan hanya hasil penjualan, tapi juga kemenangan" ujar Marchigionne. "Dalam enam tahun terakhir, kami sangat kesulitan meski memiliki dua pebalap terbaik."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ucapan ini dilontarkan oleh kepala Fiat tersebut seusai balapan di Grand Prix Italia di Sirkuit Monza. Kala itu, tak ada satu pun pebalap Ferrari yang mampu menaiki tangga podium di hadapan pendukungnya sendiri.

Terakhir kalinya mereka gagal total di kandang sendiri adalah pada 2008.

Salah satu pebalap mereka, Fernando Alonso, pun terpaksa tidak bisa menyelesaikan lomba karena mengalami kegagalan mesin.

Peristiwa itu seolah menjadi titik nadir penurunan prestasi Ferrari di Formula Satu.

Tim yang dibangun oleh almarhum Enzo Ferrari ini memang belum mendapatkan juara tim, ataupun menyumbangkan pebalapnya sebagai juara dunia, dalam rentang waktu enam tahun terakhir.

Perbedaan Visi

Namun, bukan berarti hanya penurunan prestasi di Formula Satu saja yang mendorong Montezemolo untuk undur diri. Satu perselisihan lain antara Montezemolo dan Marhionne adalah tentang masa depan Ferrari di industri mobil olahraga (sportscar).

Montezemolo adalah pihak yang menentang terjadinya bergabungnya Fiat dengan Chryssler untuk menjadi Fiat Chrysler Automibles (FCA) pada 2009. Mei lalu, ia juga tidak terbang ke Detroit ketika Fiat mempresentasikan rencana bisnisnya untuk lima tahun ke depan.

Keiinginan Montezemolo adalah untuk tetap menjadikan Ferrari sebagai satu unit perusahaan yang khusus dan eksklusif. Sementara itu, Marchionne ingin mengintegrasikan Ferrari dengan bisnis Fiat lainnya, demi meningkatkan daya saing untuk memasuki pasar di bawahnya dan bersaing dengan BMW dan Volkswagen.

Di bawah kendali Montezemolo, Ferrari sendiri dikembangkan menjadi merek yang mewah dan sulit dimiliki.

Bahkan, ketika Ferrari mencatatkan keuntungan besar pada 2012 dengan menjual 7.318 mobil, Montezemolo malah mengurangi jumlah produksinya sebanyak 4%.

"Keeksklusifan Ferrari sangat penting bagi nilai produk kami. Kami mengambil keputusan untuk membuat lebih sedikit mobil. Jika tidak, kami mengambil resiko memasukkan terlalu banyak mobil kami di pasar," ujar Montezemolo pada 2012.

Dengan keputusan tersebut, tahun lalu Ferrari mencatatkan penjualan tertiggi sepanjang sejarah yaitu 2,34 miliar euro, dengan keuntungan di kisaran 15,6 persen.

Ferrari sendiri saat ini menjadi mobil termahal keenam di dunia, dengan varian terbaiknya, F12 Berlinetta, dijual di kisaran US$ 315 ribu. Tak hanya mobil, pabrik mobil yang terletak di Maranello pun dibuat eksklusif. Hanya mereka-mereka yang membeli Ferrari-lah yang bisa memasuki gerbang pabrik tersebut.

Nyaris sepanjang sejarahnya Ferrari membuat mobil ini sangat sulit dijangkau. Mereka tidak memasang iklan, mensponsori artis, atau menggoda konsumen untuk membeli.

Namun, menurut Montezemolo, justru keterbatasan dan kerahasiaan itulah yang membuat merek Ferrari tetap diminati dan memiliki klien setia hampir lebih dari enam dekade.

Suara mesin Ferrari, atau penampakan mobil mewah tersebut, menjadi obsesi bagi para orang kaya di dunia.

Visi berbeda dimiliki oleh Marchionne. Ia percaya bahwa agar Fiat --perusahaan induk Ferrari yang memiliki 90 persen saham perusahaan tersebut-- bisa bertahan, maka mereka harus lebih global lagi.

Salah satunya adalah dengan membeli saham Chrysler untuk menggabungkan teknologi kedua perusahaan, atau mendaftarkan perusahaan tersebut di bursa saham.

Oleh Morgan Stanley, nilai Ferrari sendiri ditaksir lebih tinggi ketimbang Fiat, karena pertumbuhan penjualan dan keuntungannya. Ferrari diperkirakan bernilai £ 3,1 milliar sementara Fiat £ 2,6 juta. Dengan keberadaan Ferrari, penjualan saham FCA akan terlihat lebih menarik.

Selain itu, untuk lebih mempopulerkan merek Ferrari, Marchionne pun membuat beberapa strategi lepas lainnya, seperti membangun taman hiburan atas nama Ferrari, membuka toko pernak-pernik, atau membuka cabang resmi Ferrari di empat puluh tempat -- satu hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya sepanjang sejarah mobil tersebut.

Pada akhirnya perselisihan visi ini pun semakin mencuat, terutama dengan semakin merosotnya posisi Ferrari di ajang Formula Satu. Tanpa prestasi balapan, sang presiden selama 23 tahun itu tak memiliki dasar yang kuat lagi untuk bertarung dengan Marchionne.

"Ferrari akan memiliki peran penting di Grup FCA dalam proses penjualan saham di bursa Wall Street. Hal ini akan membuka fase baru dalam sejarah perusahaan, sehingga saya merasa Ferrari perlu untuk dipimpin oleh Kepala Grup," ujar Montezemolo dalam pernyataan pengunduran dirinya.

Babak baru dalam sejarah Ferrari memang akan segera dimulai dan Montezemolo tak akan mengambil bagian di dalamnya.
LEBIH BANYAK DARI KOLUMNIS
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER