Antwerp, CNN Indonesia -- Lebih dari 14 ribu penonton menyaksikan akhir Olimpiade Berkebutuhan Khusus Musim Panas ke-6 Eropa di arena olahraga Sportpaleis, Antwerp, Belgia Sabtu (20/9).
Satu di antara para penonton adalah keluarga kerajaan Belgia, Putri Astrid dan suaminya Pangeran Lorenz.
Pada penutupan Olimpiade Berkebutuhan Khusus Eropa, Ketua Olimpiade Berkebutuhan Khusus 2014, Catalina Daniels, mengucapkan salut dan terima kasih kepada semua pihak yang berpartisipasi dalam ajang kompetisi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengaku bahagia bahwa kompetisi olahraga bisa menjadi sarana untuk memberi kepedulian dan merangkul orang-orang berkebutuhan khusus.
Ajang empat tahunan yang berlangsung di Belgia pekan lalu itu didukung sekitar 4.000 sukarelawan, 300 staf resmi, dan 300 staf medis.
"Kami akan terus berkonsentrasi pada integrasi orang-orang dengan kebutuhan khusus," sambung Walikota Antwerp, Bart De Wever seperti dikutip dari situs resmi Olimpiade Berkebutuhan Khusus 2014.
Kompetisi olahraga telah menjadi sarana dunia untuk mengintegrasikan berbagai macam perbedaan seperti agama, ras, budaya, warna kulit. Misalnya saja kompetisi Piala Dunia Sepak Bola yang mengusung slogan menghapuskan tindakan-tindakan diskiriminasi seperti rasialisme.
Wever menilai olimpiade bagi orang berkebutuhan khusus masih kurang dikenal dibanding ajang olimpiade bagi penyandang disabilitas yaitu Paralimpiade. Padahal, ajang Olimpiade Berkebutuhan Khusus telah berlangsung sejak akhir dasawarsa 1960an.
Olimpiade berkebutuhan khusus internasional yang pertama digelar di Chicago, Amerika Serikat (AS), 19 dan 20 Juli 1968.
Kompetisi itu menjadi salah satu dasar pembuktian bahwa mereka yang berkebutuhan khusus dapat melakukan hal-hal yang awalnya dinilai mustahil.
Cikal bakal olimpiade spesial itu sendiri berasal dari gagasan Eunice Kennedy. Kennedy memiliki seorang kakak, Rosemary, yang memiliki disabilitas intelektual. Meski demikian, Rosemary pandai berolahraga karena sering berlatih bersama Kennedy.
Ketika dewasa, Kennedy melihat ketidakadilan yang diterima orang-orang berkebutuhan khusus, terutama kakaknya. Masyarakat saat itu menyampingkan orang-orang berkebutuhan khusus dan acuh atas bakat yang dimilikinya.
Kennedy menilai bahwa orang-orang berkebutuhan khusus harus juga diberi kesempatan sama. Hingga akhirnya ia menggagas ide olimpiade spesial untuk orang-orang berkebutuhan khusus.
Olimpiade bagi orang-orang berkebutuhan khusus itu kemudian diakui Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada 1988. Selain pada skala global, olimpiade berkebutuhan khusus juga diselenggarakan di tingkat regional, dan nasional.
Saat ini diperkirakan ada lebih dari 4 juta orang berkebutuhan khusus di lebih dari 170 negara di dunia.
Perhatian warga Belgia terhadap kompetisi bagi atlet berkebutuhan khusus itu pun besar. Bahkan ajang yang berlangsung dari 9 September ini diikuti tokoh-tokoh terkemuka Eropa, terutama Belgia seperti mantan atlet sepeda Eddy Merckx dan pesepakbola Paul van Himst.
"Sulit untuk memberikan angka pasti (jumlah total pengunjung kompetisi), karena para atlet berkompetisi di lima tempat berbeda. Akan tetapi kami melihat semakin meningkatnya jumlah penonton," ujar Direktur Olimpiade Berkebutuhan Khusus Belgia, Eddy Beckers.'
'Api dari obor Olimpiade (orang berkebutuhan khusus Eropa) memang sudah padam, tetapi api tersebut tetap menyala di hati kami.''
Selanjutnya, olimpiade berkebutuhan khusus tingkat dunia akan digelar di Los Angeles, AS, Juli 2015. Diperkirakan 7000 atlet berkebutuhan khusus akan berkompetisi dalam olimpiade tersebut.