Jakarta, CNN Indonesia -- Laga Bandung menjadi satu-satunya pertandingan derby yang terjadi dalam babak 8 besar Liga Super Indonesia (LSI) yang bakal dimulai Sabtu nanti (4/10). Persib Bandung akan bertarung dengan Pelita Bandung Raya (PBR). Kedua klub yang sama-sama berkandang di Stadion Jalak Harupat, Soreang, Bandung itu bergabung grup L bersama Persebaya Surabaya dan Mitra Kukar.
Dalam babak 8 besar yang berlangsung dengan sistem kompetisi penuh, pertandingan pertama Persib-PBR berlangsung di Jalak Harupat, Senin (6/10) nanti. Kedua tim dipastikan akan berambisi untuk memetik kemenangan. Apalagi, Persib yang selalu menjadi unggulan dalam Liga Indonesia sudah lama puasa gelar. Persib terakhir kali menjuarai liga pada 1995 lalu. Si Maung Bandung juga tentu tidak ingin menyerahkan dominasi sebagai klub favorite Jawa Barat itu beralih ke PBR.
Sementara itu, PBR memiliki sejarah yang manis saat bertanding melawan Persib. Derby nanti adalah yang ketiga bagi dua klub sekandang tersebut. Pada putaran LSI tahun ini, PBR mampu menaklukkan Persib dengan skor 1-0 pada 27 April 2014. Lalu di laga kedua, klub berjuluk
The Boys are Back itu membagi nilai dengan Persib setelah bermain imbang 2-2 pada 20 Mei lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil dalam putaran LSI tersebut merupakan modal bagus buat PBR yang dilatih Dejan Antonic. Antonic bisa memanfaatkan dua pertandingan sebelumnya untuk melumpuhkan tim Persib yang diasuh Djadjang Nurjaman. Djadjang yang akrab disapa Djanur harus memanfaatkan sisi lowong sayap PBR. Mantan pemain tim nasional (timnas) Indonesia periode 1987-1995 itu juga harus mewasapadai strategi bertahan dan serangan balik yang mungkin dipraktikkan PBR.
Djanur, mantan penggawa tim nasional (timnas) Indonesia periode 1987-1995 mengatakan PBR, calon lawan Persib, tetap mengedepankan strategi bertahan. "PBR mengandalkan serangan balik menggunakankan dua pemain sayap," imbuh pria kelahiran Majalengka, 49 tahun silam. "Mereka selalu bermain dengan motivasi tinggi. Kalau dari gaya bermain, tidak banyak berubah. Mereka cukup disiplin dalam bertahan dan efektif dengan serangan balik melalui sayap," ujar sosok yang memulai karier kepelatihannya di Persib U-23 pada 2006 itu.
Jika mengacu performa sebelum 8 besar LSI, PBR memiliki rekor 4 kemenangan, sekali imbang, dan sekali kalah dari enam laga. Rekor yang sama dimiliki Persib dalam enam laga terakhir LSI. Namun, produktivitas Persib lebih unggul 14-6 berbanding PBR 13-7.
Uji Coba Setelah mengakhiri pemusatan latihan selama empat hari di Subang, Persib melakoni laga persahabatan melawan tim Liga Super Malaysia Selection di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kamis (2/10) malam. Pertandingan itu memberi keuntungan bagi Persib untuk melihat kemajuan pemusatan latihan serta pemanasan fisik jelang laga versus PBR dan laga 8 besar lainnya.
Hal itu diakui gelandang pengatur serangan Firman Utina sebelum uji coba. Bagi pemain bernomor punggung 15 itu, laga melawan tim comotan Malaysia itu akan menjadi simulasi bagi Persib.
''Kita akan selalu siap. Ini juga untuk menguji kekompakan tim sekalian persiapan menghadapi Babak Delapan Besar,'' ujar Utina seperti dilansir dari situs klub Persib.
Sementara Persib mengundang tim luar, Arema menguji coba hasil dari pemusatan pelatihan dengan melawan klub lokal PS UM di Kanjuruhan. Arema harus membenahi konsentrasi dan koordinasi pertahanan karena dalam laga uji coba itu Singo Edan kebobolan lebih dulu. Beruntung tim asuhan Suharno itu mampu membalas dengan empat bol balasan lewat Samsul Arif, Beto Goncalves, Ahmad Bustomi, dan Sunarto.