Incheon, CNN Indonesia -- Petinju wanita India, L Sarita Deci meminta maaf karena aksi kekanak-kanakannya di Asian Games yaitu menolak menerima medali perunggunya.
Pada Jumat (3/10) Sarita mengeluarkan pernyataan permintaan maaf tanpa syarat atas "kelakukan emosional"-nya pada Rabu, atau saat penyerahan medali pada tinju wanita kelas ringan.
"Saya menyesal dan meminta maaf. Insiden seperti itu tidak akan terulang lagi di masa depan," ujarnya dalam surat yang dikirimkan ke Federasi Tinju Internasional (AIBA).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sarita marah karena kehilangan laga semi finalnya melawan petinju Korea Selatan, Park Ji-na pada Selasa (30/9). Ia yakin bahwa seharusnya ia yang menjadi juara.
Suaminya melancarkan serangan pada para hakim dan Sarita melancarkan protes terhadap keputusan tersebut, yang kemudian ditolak. Hal ini menimbulkan kritikan dari tim India.
Pada hari selanjutnya, ia menolak ketika akan dikalungkan medali perunggu dan hanya menerima ditangannya. Sarita kemudian coba mengalungkan medali itu pada Park.
Ketika sesi penyerahan medali telah usai, Sarita meninggalkan medali di tempat acara, meski telah diminta panitia untuk membawanya.
AIBA menilai buruk prilaku Sarita dan memasukkan laporan resmi ke Komite Konsil Asia (OCA), untuk mengambil tindakan untuk mendisplinkan.
Penyelia AIBA David Francis juga mengkritisi tindakan tim India dengan kata-kata keras, dengan berujar: "Insiden ini terlihat seperti skenario yang direncanakan olehnya dan timnya. Kami menyesal melihat seorang petinju menolak medali, terlepas dari segala sesuatu yang terjadi di kompetisi."
Kepala kontingen India di Incheon menolak bahwa peristiwa tersebut direncanakan, dan berujar bahwa aksi tersebut adalah aksi spontan.
Pemimpin tim India Adille J Sumariwalla juga meminta AIBA untuk mempertimbang permintaan maafnya saat memutuskan akan mengambil tindakan pendisplinan atau tidak.