Jakarta, CNN Indonesia -- Prestasi anak-anak asuhan Indra Sjafri dalam menjuarai Piala AFF U-19 dan lolos ke putaran final Piala Asia U-19 menimbulkan penasaran.
Pelatih 51 tahun tersebut seolah membuat timnya tampil beda dari timnas-timnas lain. Mulai dari kefasihan menguasai bola hingga menggunakan sains keolahragaan, menjadikan tim nasional U-19 mendapatkan banyak sorotan.
Inilah beberapa kekuatan Indra Sjafri dalam menyulap performa U-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. KrioterapiKrioterapi adalah bagian dari sains keolahragaan yang sudah lazim digunakan di Barat sejak awal abad ke-17.
Krioterapi menggunakan suhu dingin untuk menurunkan metabolisme sel, meningkatkan daya tahan sel, menurunkan inflamasi, menurunkan rasa sakit dan kejang otot.
Jenis Krioterapi yang digunakan Indra adalah Ice Pack Therapy atau yang disebut Gentong Es. Terapi ini adalah seolah kompres otot dalam ukuran yang lebih besar.
Hal pertama yang dilakukan pemain dalam terapi ini adalah terlebih dulu berendam ke dalam air bersuhu kisaran 25 derajat celsius, biasanya dalam bentuk kolam renang, untuk kemudian melakukan penyegaran selama lima menit.
Setelahnya, Indra meminta masing-masing pemain masuk ke dalam tong seukuran dada yang telah diisi dengan air dicampur dengan es batu.
Pemain diminta berendam dalam air di dalam tong yang suhunya sudah dibuat di bawah 0 derajat celsius selama beberapa menit. Setelahnya, pemain diminta untuk berendam di air hangat dan kembali lagi ke kolam dingin, begitu seterusnya hingga 4-5 kali.
"Krioterapi bertujuan mengembalikan fisiologi otot secara cepat, khususnya sebagai langkah pencegahan cedera, atau terapi cedera baik pada otot, ligamen, maupun tendon," tulis Indra Sjafri.
2. Data StatistikSains olahraga menggunakan statistika untuk melihat serta mengukur fungsi tubuh ketika melakukan olah raga.
Statistika yang digunakan Indra sendiri mengacu pada standar pelatihan di negara-negara Barat dengan menggunakan data dan angka perkembangan pemain dalam performa fisik.
Indra mempercayai tim High Performance Unit yang beranggotakan Rudy Priyambada dan Lab Bola dalam memantau kondisi pemain dan menyediakan data dan analisis sebagai bahan strategi dan evaluasi.
Beberapa data statistik dan analisis yang disediakan seperti jumlah menit bermain, operan berhasil, operan gagal, serta persentase akurasi operan. Selain data pemain, data lawan Garuda Muda pun sudah disediakan oleh Tim HPU yang biasanya dianalisis sehari sebelum pertandingan.
Indra memang biasa menggunakan statistika dalam memantau tim, seperti pada kasus kemenangan Indonesia atas Laos 4-0.
Meski menang, Indra sempat kecewa lantaran performa tim tidak memenuhi target. Berdasarkan statistik HPU saat pertandingan, timnas U-19 melepaskan 462 umpan dengan akurasi 83 persen dan penguasaan bola 60% berbanding 40% dengan Laos.
Ketika dibandingkan dengan rekapitulasi statistik yang telah dimiliki, seharusnya timnas U-19 rata-rata dapat melepaskan 600 umpan.
Begitu mengetahui fakta tersebut, Indra langsung melakukan pembenahan.
Ketika timnas U-19 melakukan pertandingan melawan Filipina, tim HPU mencatat Evan Dimas dan kawan-kawan melakukan 688 umpan dengan akurasi hingga 87 persen. Capaian ini hampir mendekati rata-rata umpan klub Eropa sejumlah 700 umpan setiap kali pertandingan.
3. MetafisikaRahasia ini sedikit berbau klenik. Indra menggunakan jasa pakar metafisika, Arkand Bodhana Zeshaprajna, seorang lulusan University of Metaphysics International, Los Angeles.
Indra dan Arkand bekerja sama dalam menentukan unsur metafisika dalam pembinaan dan pertandingan timnas U-19. Arkand menyebut unsur tersebut dengan "
team value" berupa struktur waktu, nama, dan pemilihan waktu.
Pemilik situs arkand.com itu sendiri melihat unsur metafisik tersebut melalui perangkat lunak buatannya yang dapat menghasilkan hitung-hitungan metafisik.
Arkand mengaku bahwa ia dapat melihat keselarasan struktur nama dengan keselarasan alam semesta. Ia memanfaatkan hal tersebut untuk menghasilkan rekomendasi susunan pemain kepada Indra Sjafri ketika menjelang pertandingan.
Pada media, ia mengaku bahwa masing-masing struktur nama memiliki waktu keberuntungannya tersendiri. Meski demikian, pria tersebut mengakui bahwa keakuratannya harus diuji dalam pertandingan.