KASUS PSS-PSIS

Saat Muka Olahraga Tanah Air Tercoreng 3 Kali

CNN Indonesia
Selasa, 28 Okt 2014 10:45 WIB
Dilema memilih lawan sering terjadi dalam dunia olah raga. Pada sejarah Indonesia sendiri, ada tiga kasus yang pernah mencoreng dan mencederai sportivitas.
Pemain PSIS Semarang Julio Alcorse (ATAS) berduel dengan pemain PSS Sleman Waluyo (bawah), pada pertandingan perdana sepak bola babak 8 besar Divisi Utama Liga Indonesia di Stadion Jatidiri Semarang, Jateng, Sabtu (4/10). Pada laga leg kedua, PSS dan PSIS menciptakan lima gol bunuh diri. (Antara/R.Rekotomo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Drama lima gol yang terjadi antara PSS dan PSIS dikabarkan terjadi karena kedua tim berusaha menghindari Borneo FC pada babak selanjutnya. Borneo sendiri berada pada posisi runner-up Grup P, sehingga pemenang antara PSS dan PSIS akan berhadapan dengan tim yang bermarkas di Samarinda tersebut.

Dilema memilih lawan sendiri bukan sesuatu yang baru dalam dunia olahraga. Sejak dua puluh lima tahun silam, peristiwa ini pernah mencoreng muka beberapa tim di Indonesia.

Persebaya 0-12 Persipura

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 21 Februari 1988, Persebaya kalah 0-12 dari Persipura Jayapura di hadapan pendukungnya sendiri di Stadio Gelora 10 November pada pertandingan penyisihan Grup Timur.

Hal ini dilakukan agar PSIS tersingkir dan tidak lolos dari babak selanjutnya karena kalah selisih gol dari Persipura. Pada final peserikatan musim sebelumnya, PSIS sendiri mengalahkan Persebaya 1-2.

Pada akhir musim 1987/1988, Persebaya pun keluar sebagai juara.   

Gol Bunuh Diri Mursyid Effendi

Dalam ajang Piala Tiger 1998 di Ho Chi Minh, Vietnam, Indonesia dan Thailand sama-sama menghindari kemenangan agar tidak bertemu dengan tuan rumah Vietnam.

Pada saat itu, kedua tim yang tergabung di grup A sama-sama telah memastikan tempat di semifinal. Namun, juara grup akan bertemu dengan Vietnam yang menjadi runner-up di grup B, sehingga kedua tim berusaha untuk 'saling mengalah'.

Thailand hanya cukup bermain seri, sedangkan Indonesia harus kalah pada pertandingan terakhir yang mempertemukan keduanya.

Menyadari situasi tersebut, pertandingan pada saat itu berjalan dengan tempo permainan lambat dan kedua tim sama-sama tidak memiliki keinginan untuk menang.

Dua kali berhasil unggul saat Miro Baldo Bento dan Aji Santoso mencetak gol bagi tim garuda, sebelum Thailand dua kali menyamakan kedudukan lewat Krisada Piandit dan Therdsak Chairman.

Indonesia akhirnya 'berhasil kalah' setelah pada menit ke-90, pemain bertahan, Mursyid Effendi, dengan sengaja menendang bola ke arah gawang Indonesia yang saat itu dikawal Kurnia Sandy.

Meski Indonesia akhirnya terhindar dari Vietnam, tim merah putih justru ditaklukkan Singapura, yang akhirnya keluar sebagai juara.

Setelah Piala Tiger berakhir, Indonesia dan Thailand terkena denda US$ 40 ribu, sedangkan Mursyid dihukum satu tahun tidak boleh bertanding di dalam negeri dan juga larangan untuk bermain

Insiden ini juga akhirnya membuat ketua Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) saat itu, Azwar Anas, memutuskan untuk mengundurkan diri.

Greysia Polii/Meilana Jauhari, Olimpiade London

Dalam pertandingan ganda putri babak penyisihan Olimpiade London 2012 silam, pasangan Indonesia, Greysia Polii/Meiliana Jauhari menghadapi pasangan asal Korea Selatan, Ha Jung Eun/Kim Min Jung, di stadion Wembley.

Sejak awal pertandingan, kedua pasangan bermain buruk dan terkesan tidak sportif, sehingga pertandingan sempat dihentikan sebanyak empat kali oleh wasit.

Bahkan wasit kehormatan, Torsten Berg, saat itu langsung turun ke lapangan dan langsung mengeluarkan kartu hitam bagi kedua pasangan, yang berarti keduanya didiskualifikasi dan tidak dapat bertanding lagi dalam lanjutan laga Olimpiade London saat itu.

Namun keputusan tersebut langsung diprotes oleh kedua kubu. Setelah melewati negosiasi antara wasit kehormatan dan para pelatih, keputusan akhirnya dibatalkan.

Setelah diancam wasit, kedua pasangan lalu bermain lebih serius, namun kemenangan tetap diraih oleh pasangan Jung Eun/Min Jung dengan skor 18-21, 21-12, 12-14.

Akhirnya pihak Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) memberikan sanksi keras kepada pasangan Indonesia, beserta tiga pasangan ganda putri lain yang terlibat insiden tersebut.

BWF mengumumkan bahwa selain Greysia Polii/Meiliana Jauhari, pasangan Wang Xiaoli/Yu Yang (Tiongkok), Kim Ha Na/Jung Kyun Eun dan Ha Jung Eun/Kim Min Jung (Korea Selatan) juga tidak dapat melanjutkan kiprah mereka di Olimpiade London 2012.

Para pemain ini dianggap melanggar code of conduct pasal 4.5 terkait tidak bersungguh-sungguh untuk berusaha memenangkan pertandingan, dan pasal 4.16 yang terkait penghinaan dan perusakan reputasi bulu tangkis.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER