Jakarta, CNN Indonesia -- Manajer Pusamania Borneo FC, Tommy Ermanto, mengaku bingung dengan ketakutan PSS Sleman dan PSIS Semarang terhadap timnya. Tommy mengatakan, Borneo FC bukanlah tim superior.
Borneo FC diduga sebagai penyebab PSS dan PSIS melakukan gol bunuh diri pada pertandingan terakhir Grup N babak 8 Besar Divisi Utama di Sasana Krida Akademi Angkatan Udara (AAU), Yogyakarta, Minggu (26/10).
PSS dan PSIS enggan menjadi juara Grup N dan bertemu Borneo FC yang merupakan
runner-up Grup P. Kondisi itu membuat Tommy bingung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya bingung, kenapa mereka ingin menghindari kami. Kami bukan tim superior dan pernah kalah. Kami juga belum pernah bertemu dengan PSS dan PSIS," ujar Tommy di Kantor PSSI, Jakarta, Selasa (28/10) malam.
Dari tim-tim di babak 8 Besar Divisi Utama, Borneo FC memang memiliki skuat paling kaya pengalaman. Mayoritas pemain tim berjuluk Pesut Etam itu pernah bermain di kompetisi Liga Super Indonesia (ISL).
"Tim kami mungkin lebih unggul, karena hampir seluruh pemain kami dari ISL. Tapi, tidak perlu sampai berlebihan seperti itu, sampai cetak gol bunuh diri. Kami juga bisa kalah," ucap Tommy.
Borneo FC dipastikan harus menjalani pertandingan ulang melawan Persis Solo. Keputusan itu diumumkan Ketua Komisi Disiplin PSSI, Hinca Panjaitan, usai sidang malam tadi. Komdis memutuskan laga Borneo FC melawan Persis digelar tanpa penonton dan di tempat netral.
Pertandingan Borneo FC melawan seharusnya digelar di Stadion Segiri, Samarinda, Minggu (26/10) lalu. Namun, pertandingan tidak digelar karena Persis menolak bermain. Pihak Persis mengklaim terus mendapatkan teror dari suporter tuan rumah.
"Pada dasarnya kami siap tanding di mana pun. Tapi, keputusan Komdis ini lucu, karena perangkat pertandingan sudah memutuskan WO. Perangkat pertandingan dan wasit ini
kan dari operator kompetisi, dari PT Liga Indonesia. Tapi, kok sekarang malah tanding ulang," ucap Tommy.