DERBY MANCHESTER

Wasit Muda Pimpin Derby Manchester Dua Kali

CNN Indonesia
Kamis, 30 Okt 2014 14:34 WIB
Michael Oliver, wasit termuda yang pernah memimpin laga Liga Inggris, akan kembali menjadi hakim pada laga antara Manchester United dan Manchester City.
Michael Oliver digadang-gadang sebagai wasit terbaik Inggris di masa depan. Ia akan memimpin laga antara Manchester United di Manchester City. (Getty Images/Stu Forster)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wasit muda Michael Oliver kembali dipilih untuk memimpin derby Manchester untuk kedua kali. Pada laga sama musim lalu, ia juga dipillih Liga Primer untuk menjadi hakim, ketika Manchester United bertarung melawan saudara tuanya, Manchester City.

Meski dua kali dipilih untuk menangani laga penting, kinerja Oliver sendiri sedang dipertanyakan.

Namanya musim lalu mencuat ketika pada derby Manchester dianggap gagal memberikan kartu merah untuk Marouane Fellaini, saat gelandang asal Belgia tersebut menyikut pemain belakang Manchester City, Pablo Zabaleta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia pun kembali masuk ke dalam sorotan media setelah mantan wasit Inggris, Graham Poll, melontarkan kritik karena Oliver memberikan kartu kuning pada striker Chelsea, Diego Costa, pada laga antara Chelsea dan Burnley, Agustus lalu.
Dibanding musim lalu, kini Michael lebih tenang.Direktur Komite Wasit FA David Elleray


Kala itu, Oliver menganggap Costa melakukan simulasi diving, sementara tayang ulang video menunjukkan bahwa sang penyerang Spanyol dijatuhkan oleh kiper Burnley, Tom Heaton.

Peristiwa ini berkebalikan dengan Garry Monk. Pelatih Swansea tersebut pernah menganggap keputusan Oiver untuk memberikan penalti kepada penyerang Swansea, Victor Moses, sebagai keputusan yang memalukan.

Bagi Monk, Moses kala itu melakukan simulasi untuk mendapatkan hadiah tendangan dari titik putih.

Rentetan Rekor Termuda

Nama Oliver pertama kali menggebrak dunia sepakbola setelah ia menjadi wasit termuda yang pernah menangani laga Liga Inggris pada 2010 lalu.

Namun, beberapa tahun sebelumnya, ia juga pernah mematahkan beberapa rekor dengan predikat "termuda": wasit termuda yang memimpin laga semifinal Wembley, asisten wasit termuda di Football League, dan juga wasit keempat termuda di Liga Primer.

Dengan rentetan prestasi tersebut, Oliver diproyeksikan akan bersinar di masa depan. Bahkan namanya disebut-sebut akan menjadi satu wasit dari Inggris yang akan memimpin pertandingan Piala Dunia 2018.

Sebelum dikenal sebagai wasit, Oliver ternyata pernah berlatih di tim sepak bola junior. Ia merupakan salah satu jebolan akademi sepakbola Newcastle.

Oliver pertama kali jadi wasit pada usia 14. Kemampuan dan ketenangan Oliver memimpin pertandingan itu kemudian terdeteksi otoritas sepak bola Inggris, FA.

Di ranah pengadil lapangan, Oliver masuk ke dalam daftar wasit FIFA pada 2012. Di usia yang belia sebagai wasit, 26, Oliver telah mendapat wewenang memimpin laga besar seperti Liga Champion, Liga Eropa, dan laga internasional lainnya.

Kapabilitas Oliver pun ditingkatkan UEFA. Oliver dipilih UEFA untuk dibina di Pusat Penyempurnaan Wasit (CORE) di Nyon, Perancis. Harapannya, Oliver bisa menjadi penerus legenda wasit Eropa asal Italia, Pierluigi Collina.

Mereka yang mengenal Oliver menilai pria berusia 29 tahun itu semakin baik menunjukkan karakter yang kuat sebagi pengadil lapangan.

"Melihat Michael musim ini, dibanding musim lalu, dia lebih tenang. Dia berhenti beradu argumen (di lapangan dengan pemain). Michael memiliki cara yang bagus untuk berkomunikasi dengan para pemain," kata Direktur Komite Wasit FA David Elleray.

Namun, dalam laga pekan lalu, Manajer Arsenal Arsene Wenger marah atas kepemimpinan Oliver saat timnya bertandang ke Swansea.

Menurut Wenger hukuman penalti terhadap Arsenal setelah Nathan Dyer terjatuh di dalam kotak itu tak tepat. Pasalnya, dari rekaman video tampak bahwa Aaron Ramsey tidak melakukan apapun yang dapat menjatuhkan Dyer.

Elleray membela Oliver sambil mengacu pada pendapat komentator Sky Sport yang menilai tanpa tayangan ulang, aksi Ramsey akan terlihat sebagai pelanggaran.

"Begitulah, kita harus menilai wasit, berdasarkan waktu pertandingan," kata Elleray seperti dilansir Telegraph.

Elleray  pun mengatakan kualitas wasit di Inggris semakin membaik walau pertandingan berlangsung keras dan cepat. Musim lalu, lanjutnya, 98% keputusan offside sudah tepat.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER