Austin, Texas, CNN Indonesia -- Penguasa Formula 1 Bernie Ecclestone menyatakan ingin merobek kontrak seluruh tim dan mengubah peraturan ditengah pembicaraan boikot dan kebangkrutan menjelang GP Amerika Serikat.
Sebelumnya tim-tim kecil Formula 1 yang menghadapi masalah keuangan mengancam akan memboikot GP ASjika keluhan mereka soal pembagian pendapatan tidak didengar.
"Kami harus mencari jalan terbaik untuk mengatasi masalah ini. Terus terang saya tahu akar permasalahannya tetapi saya tidak tahu cara memperbaikinya," kata Ecclestone kepada sejumlah wartawan media internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(kami) harus merobek kontrak yang ada…mulai dari awal lagi," ujarnya.
Ecclestone mengatakan siap membagikan dana ke tim-tim kecil jika tim peserta Formula 1 juga melakukan hal itu agar tercipta persaingan yang lebih seimbang dan membantu tim kecil bertahan.
Akan tetapi dia mengisyaratkan adanya benturan kepentingan, dan peraturan yang mewajibkan kesepakatan bulat untuk melakukan perubahan tahun depan, membuat dirinya tidak bisa berbuat banyak.
"Saya tidak pernah merasa tidak bisa berbuat apa-apa sebelumnya. Saya tidak senang dengan sitausi ini dan kami harus mengambil tindakan," katanya.
"Menurut saya jika semua orang ingin memecahkan masalah ini, semua akan beres. Masalahnya semua pihak di cabang olahraga ini harus mau berkorban agar bisa bertahan," ujar Bernie.
"Tetapi ini menyangkut begitu banyak uang yang mungkin didistribusikan dengan tidak baik-- mungkin salah saya juga," tandas pria asal Inggris ini.
Ancam BoikotSalah satu tim yang mengancam untuk memboikot adalah Tim Force India
"Apapun dapat terjadi. Para pemilik tim harus duduk dan memutuskan tindakan yang akan diambil dan mencari cara untuk memastikan semua pihak menerima persan tersebut," ujar Fernley kepada Reuters pada Sabtu (1/11) sehari sebelum GP Amerika Serikat.
 Force India mengeluhkan pembagian keuntungan yang tidak merata di Formula 1. (Reuters/Mike Stone) |
Force India, Sauber, dan Lotus menghadapi masalah keuangan dan pimpinan tim ini telah meminta agar tim yang lebih besar membuka peluang bagi tim kecil untuk dapat bersaing.
Pembicaraan masalah ini semakin ramai setelah Caterham dan Marussia gagal keluar dari bayang-bayang kebangkrutan.
Absennya kedua tim tersebut membuat GP Amerika Serikat yang berlangsung Minggu (2/11) di Austin, Texas hanyadiikuti oleh sembilan tim, dan juga berpotensi menyeret tim-tim kecil lain ke jurang kebangkrutan.
Hal ini menimbulkan debat mengenai bagaimana satu cabang olahraga dengan pendapatan mencapai US$ 1,5 miliar per tahun, tidak dapat memastikan 11 tim tetap 'bernafas'.
Dengan pasok mesin yang memakan biaya hingga US$ 30 juta, tim-tim kecil berpendapat seharusnya ada pendapatan minimum yang dibagikan ke semua tim.
Kemungkinan boikot ini mengingatkan pada grand prix Indianapolis 2005 silam, saat semua tim pengguna ban Micheli memutuskan untuk mengundurkan diri dari karena alasan keamanan.
"Itu (pemboikotan) adalah langkah terakhir yang kami ingin lakukan," ujar Fernley.
Pembicaraan mengenai boikot ini sendiri sempat meredup saat Jumat (31/10) lalu, pemilik Lotus, Gerard Lopez, menepis kemungkinan akan hal tersebut.
Namun dengan semakin membengkaknya biaya yang dibutuhkan masing-masing tim dan tidak meratanya pembagian keuntungan di dunia Formula 1, boikot kemungkinan akan terjadi jika tidak ada perubahan.