Jakarta, CNN Indonesia -- Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, membantah telah mengeluarkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ketika mendukung Persib Bandung selama final Liga Super Indonesia (LSI) 2014. Ridwan mengatakan, tidak ada sepeser pun uang APBD yang digunakan.
Ridwan merupakan salah satu pejabat pemerintahan yang selalu hadir mendukung Persib di babak semifinal dan final yang berlangsung di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, 4 dan 7 November lalu.
Untuk berangkat ke Palembang serta pulang ke Bandung pada partai final, Ridwan menggunakan pesawat Hercules. Bahkan trofi LSI dan skuat Persib kembali ke Bandung menggunakan pesawat Hercules tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ridwan membantah telah menyewa pesawat Hercules dengan menggunakan dana APBD. Wali Kota yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan, pesawat Hercules itu merupakan pinjaman TNI AU.
"Semua orang ingin ke Palembang, tapi bagaimana caranya? Kan tiket terbatas. Akhirnya saya minta tolong ke KSAU. Mungkin tidak bantu, saya ceritakan mimpi besar warga Bandung," ujar Ridwan saat ditemui CNN Indonesia di rumah dinasnya, Senin (10/11).
"Alhamdulillah dibantu dua Hercules. Itu bukan carteran, hanya dikasih pinjam. Makanya sekarang saya mau ucapkan terima kasih kepada KSAU," sambungnya.
Ridwan juga membantah dana yang digunakan untuk membantu akomodasi bus bobotoh --panggilan suporter Persib-- ke Palembang dan bantuan untuk suporter yang menjadi korban penimpukan berasal dari APBD.
"Saya mau klarifikasi. Semua dana itu didapat dari pengusaha-pengusaha yang juga suporter Persib. Mereka memahami permohonan bantuan dari saya," ucap Ridwan.
"Tidak ada dana APBD untuk membiayai Persib atau Bobotoh. Bus itu juga dari pengusaha. Saya taat aturan. Kalau saya langgar pasti akan dipertanyakan," sambungnya.
Prihal pelemparan yang terjadi pada rombongan bus, Ridwan berkata bahwa ia sempat dibangunkan pada tengah malam. "Saya telepon Kapolda Jabar, Kabareskrim, Kapolda Lampung, untuk meminta tim bergerak ke lapangan setiap ada laporan. Daripada ada korban jiwa," urainya.
"Yang saya tahu ada lebih dari 30 bobotoh luka-luka. Ada yang parah, ada yang bocor kena batu. Bukti-bukti fisik juga ada. Berita-berita yang beredar di media tidak sepenuhnya objektif, seolah-olah peristiwa pelemparan hanya di JOR KM 27, padahal ada banyak, di setiap titik jembatan."
Ridwan menambahkan bahwa yang melakukan kekerasan harus dihukum dan diproses. Meski demikian, ia mengakui proses selanjutnya akan susah jika tidak ada saksi dan tangkap tangan.
"Waktu kejadian tolong diproses. Kalau pelaku tidak tertangkap pelakunya kita edukasi ulang (suporter). Yang jadi korban kita bantu."
Kronologis Berbeda dari PoldaKetika dihubungi CNN Indonesia, pengurus Viking Club Persib, Firman Fauzi, dan sekertaris pribadi Ridwan Kamil, Reggi Munggaran, menyatakan hal senada dengan sang walikota bahwa bus diserang di beberapa titik dan bukan hanya di JOR KM 27. Keduanya juga meyakini bahwa suporter salah satu klub Indonesia lainnya yang melakukan penyerangan tersebut.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombespol Rikwanto, mengatakan bahwa kasus kericuhan dilakukan atas inisiatif pendukung Persib tersebut kepada warga di daerah sekitar lokasi.
Saat ditemui CNN Indonesia pada Senin (10/11), Rikwanto menjelaskan bahwa awalnya terdapat 80 bus rombongan bobotoh --pangilan untuk suporter Persib-- yang bergerak dari Palembang menuju Bandung setelah menyaksikan laga final Liga Super Indonesia antara Persib Bandung dan Persipura Jayapura. Namun, di tengah jalan, 20 bus tertinggal.
Rikwanto menuturkan, rombongan sudah dikawal sejak memasuki wilayah Polda Metro dengan menempatkan polisi di pintu-pintu tol lingkar Jakarta menuju Cikampek, seperti yang sudah dijadwalkan pada pukul 19-24. Suasana aman terkendali ketika memasuki tol Lingkar Luar Jakarta.
Ketika pukul 00.20 WIB, empat bus dari 20 bus tersebut secara mendadak berhenti di daerah kantor Antam, Jagakarsa. Bobotoh dari empat bus tersebut kemudian turun ke jalan dan melakukan tindakan provokasi seperti melempar batu, bambu, bom molotov rakitan, kepada lingkungan sekitar.
Warga yang kaget akibat serangan mendadak tersebut kemudian membalas sehingga terjadilah kericuhan. Setelah mengetahui adanya kericuhan, kepolisian sektor Jagakarsa berusaha melerai dengan menembakkan gas air mata. Dua unit mobil polisi rusak.
Ketika sudah terlerai pada pukul 02.00 WIB, rombongan bobotoh kemudian pergi melanjutkan perjalanan menuju Cikampek, namun enam bobotoh tertinggal dan diamankan kepolisian dari amuk warga.
"Warga kemudian melakukan
sweeping atas mobil plat D (Bandung), dan kena lempar," ujar Rikwanto. "Enam bobotoh yang ditahan sudah dipulangkan dan kami jadikan saksi, dan tidak ada yang ditetapkan sebagai tersangka," kata Rikwanto.
Hanya terdapat satu korban luka ringan dari pihak bobotoh dan sudah mendapatkan tindakan medis serta sudah dipulangkan. Ia menjelaskan enam bobotoh yang diamankan berujar mereka hanya ikut-ikutan.
Rikwanto sendiri menolak bahwa kerusuhan melibatkan satu kelompok suporter di Jakarta. Ia menjelaskan bahwa kejadian tersebut sudah usai sebelum ada kelompok suporter yang turun tangan. Setelah kejadian tersebut, tidak ada lagi rombongan yang lewat.
"Kami akan tetap mendalami peristiwa dan sudah kami perjelas ke penyidiknya dan aparat yang bertugas di kejadian," ujarnya.
Ia menjelaskan pihak Polda Metro hanya melakukan koordinasi dengan pihak Polda Jabar. Ia menjelaskan hanya melakukan pengamanan di jalur Polda Metro yang dilewati bobotoh.
"Memang tidak ada penghadangan seperti yang diberitakan."
Ia mengakui menerima informasi terkait bobotoh yang diserang sebelum memasuki Jakarta. Namun, di ibu kota, pendukung Persib tidak dilempari atau dihadang sedikitpun.
Rikwanto menjelaskan upaya penanganan hanya dapat dijalankan atas kesadaran suporter sendiri dan sanksi tegas dari pihak-pihak yang berwenang, seperti klub ataupun PSSI.