Jakarta, CNN Indonesia -- Pereli kebanggaan Indonesia, Rifat Helmy Sungkar atau yang biasa disebut Rifat Sungkar, 36, berpendapat kalau ajang balapan bergengsi Grand Prix Formula Satu sudah tidak seru lagi.
Menurunnya keseruan F1 menurut Rifat adalah karena aura balapan sudah tidak terasa setelah pada tahun 2014 pihak F1 mengganti konfigurasi mesin menjadi seri V6 dari seri V8 pada tahun sebelumnya.
"Meski mesinnya menjadi 1.600 cc, namun konfigurasi mesin V6 membuat kebisingan suara mesin khas balapan yang memacu adrenalin hilang," kata Rifat saat dihubungi oleh CNN Indonesia pada Kamis (20/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain kehilangan suara bising mobil, pereli ini juga mengatakan kalau daya saing para pebalap di F1 semakin berkurang.
Membandingkan dengan ajang MotoGP, Rifat mengaku tidak merasakan euphoria sebuah ajang balap karena ia melihat jarak antar pemenang di F1 terlalu jauh.
"Kalau di MotoGP, jaraknya antar motornya sangat dekat, sehingga terlihat persaingannya. Tapi kalau di F1, jarak antar pemenangnya sangat jauh sehingga kurang seru," ujar Rifat.
Harus Siap Dana AbadiBanyak tim F1 yang mengalami hambatan keuangan dalam mengikuti GP F1 hingga final esok. Beberapa yang ramai diberitakan ialah tim Marussia dan tim Caterham.
Tim Marussia gagal berangkat ke Abu Dhabi karena mengalami krisis keuangan ditambah salah satu pebalapnya, Jules Bianchi, baru pulih dari koma setelah kecelakaan di GP Jepang.
Sedangkan tim Caterham lebih beruntung, karena akhirnya mereka disokong dana oleh Bernie Ecclestone untuk bertanding di Yas Marina.
Rifat membenarkan, bahwa selain memiliki kemampuan yang mumpuni, untuk berlaga di F1 sebuah tim juga harus memiliki dana yang abadi. Ongkos sebesar € 15 juta hingga € 200 juta harus dimiliki oleh setiap tim untuk dapat berlaga.
"Bedanya, di luar negeri sudah banyak investor yang mau mendanai sebuah tim olahraga," kata Rifat.
Ajang F1 yang sudah berujung final pada hari Minggu (23/11) nanti terbilang panas, karena selain diadakan di Sirkuit Yas Marina di Abu Dhabi, final tersebut juga akan mempertemukan Lewis Hamilton dan Nico Rosberg yang merupakan rekan satu tim.
Ditanya mendukung Hamilton atau Rosberg, Rifat menjawab bahwa ia sebenarnya mendukung Sebastian Vettel dari tim Red Bull karena memiliki teknik dan strategi yang cerdik.
Tapi ketika dipaksa untuk memilih, Rifat mendukung Rosberg menang karena Hamilton sudah pernah menang sebelumnya.
"Rasanya lebih seru kalau menonton pertandingan yang ternyata dimenangi oleh orang yang sebelumnya tidak pernah menang," ujar Rifat.