Jakarta, CNN Indonesia -- Dua sahabat yang bersaing untuk menjadi yang terhebat, demikian gambaran hubungan dua pembalap tim Mercedes, Lewis Hamilton dan Nico Rosberg saat ini.
Kedua pembalap yang sudah saling mengenal dan berkawan sejak 14 tahun lalu ini akan saling bersaing pada balapan terakhir musim 2014 di Abu Dhabi, Minggu (23/11) untuk menentukan gelar juara dunia.
Musim 2014 sendiri memunculkan beberapa insiden yang sempat mengancam persahabatan antara Hamilton dan Rosberg.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama adalah ketika Rosberg mengakibatkan Hamilton tidak mampu menyusul dirinya pada balapan di GP Monako.
Pada saat itu, Rosberg dianggap sengaja menyebabkan insiden sehingga pihak otoritas balapan mengeluarkan bendera kuning dan Hamilton tidak memiliki kesempatan untuk menyusul. Meski demikian, penyelidikan membuktikan Rosberg tidak bersalah.
Hubungan antara keduanya semakin memanas setelah duo pembalap Mercedes ini kembali terlibat insiden di Grand Prix Belgia.
Rosberg yang berada di peringkat kedua menabrak mobil Hamilton, sehingga pembalap Inggris tersebut gagal menyelesaikan balapan dan Rosberg naik ke podium juara.
Hamilton yang marah langsung mengutarakan emosinya dalam konferensi pers setelah balapan tersebut.
"Kami telah melakukan pertemuan dan intinya dia mengatakan melakukan itu dengan sengaja. Rosberg bilang dia sebenarnya dapat menghindari saya," ujar Hamilton selepas balapan di Belgia.
Insiden tersebut menjadi awal 'perang' antara Hamilton dan Rosberg.
Persahabatan antar keduanya akan kembali diuji saat Rosberg dan Hamilton 'saling jegal' di GP Abu Dhabi nanti untuk memperebutkan gelar juara dunia di ajang balapan yang telah memakan banyak korban.
Bersaing Makan PizzaMenurut mantan pembalap F1 yang kini menjadi pereli, Robert Kubica, persaingan antara kedua sahabat ini telah terjadi sejak lama.
"Sewaktu masih kecil, saya tidak menyukai Pizza, tetapi saya mengingat saat-saat saya terkadang pergi makan malam bersama Lewis (Hamilton) dan Nico (Rosberg)," ujar Kubica kepada BBC Sport. "Mereka bahkan saling berlomba saat memakan pizza."
"Selalu ada kompetisi. Mereka selalu ingin menang dan saling mengalahkan satu sama lain. Tetapi mereka tidak pernah saling bertengkar, itu merupakan persaingan antar sahabat dan selalu ada tawa setelahnya.
"Kami bersenang-senang, kami merupakan teman. Itu sangat menyenangkan," ujar Kubica mengenang persahabatan dengan kedua pembalap tersebut.
Kini persaingan keduanya tidak lagi sekedar candaan semata, insiden di Belgia telah membuktikan hal tersebut. Kedua pembalap ini seakan mengingatkan persaingan antara Ayrton Senna dan Alain Prost, hingga persaingan antara Gilles Villeneuve dan Didier Pironi.