PIALA AFF 2014

Grup B AFF: Medan Tarung Para Mantan Juara

CNN Indonesia
Jumat, 21 Nov 2014 13:28 WIB
Pertemuan negara finalis dua tahun lalu, Singapura dan Thailand, akan menjadi laga paling dinanti pada Grup B Piala AFF 2014.
Pelatih Thailand, Kiatisak Senamuang, sukses membawa timnya meraih medali emas pada SEA Games 2013 lalu. (Getty Images/Thananuwat Srirasant)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bak mengulang laga final dua tahun lalu, juara bertahan Singapura dan tiga kali juara Thailand akan bertarung kembali di Grup B Piala AFF 2014, Minggu (23/11).

Laga ini menjanjikan banyak perubahan dari pertemuan kedua tim saat keduanya bertemu di final 2012 lalu di Stadion Supachalasai. Saat itu, Thailand menang 1-0 namun kalah agregat 3-2.

Momen ini akan menjadi pembuktian Pelatih Bernd Stange, pelatih melakukan perubahan radikal pada gaya permainan dan komposisi skuat Singapura.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelatih asal Jerman ini menitikberatkan pada pendekatan fisik dan memperkenalkan The Lions dengan gaya permainan baru yaitu menitikberatkan pada penguasaan bola dan umpan-umpan cepat.

Stange sendiri lebih sering menggunakan talenta muda ketimbang pemain naturalisasi yang membawa Singapura sangat sukses pada dekade sebelumnya.

Singapura sendiri belum kembali ke puncak permainan, setelah hasil pelatihannya pada 18 bulan terakhir dinilai belum seusai keinginan pendukung. Namun, Stange tetap senang dengan perekembangan skuat besutannya.

"Butuh waktu untuk adaptasi, karena mereka menggunakan gaya berbeda dalam jangka waktu lama. Namun, mereka telah melakukan pola yang saya terapkan dengan lebih baik dan lebih percaya diri ," katanya seperti ditulis laman resmi Piala AFF 2014.
Di Bawah Asuhan Legenda

Sebagaimana Singapura, Thailand juga kini memiliki arsitek baru, yakni legenda lokal Kiatisuk Senamuang. Mereka berharap Kiatisuk dapat membawa Juara tiga kali pada empat edisi pertama turnamen ini mengakhiri puasa gelar sejak 2002.

Kiatisuk, mantan kapten timnas Thailand, yang kini berusia 41 tahun merupakan pelatih termuda pada perhelatan ini. Ia mencatatkan kesuksesan membawa Thailand U-23 meraih medali emas pada SEA Games 2013 lalu dan melaju ke semifinal pada Asian Games terakhir.

Pria yang memulai kariernya pada 1989 ini lebih memilih menggunakan pemain muda. Ia memboyong Charyl Chappius, Chanatip Songkrasan, dan Adisak Kraisorn untuk menggantikan pemain veteran seperti Datsakorn Thonglao, Panupong Wongsa, dan Nattaporn Phanrit.

Dalam persiapan jelang Piala AFF, Kiatisuk sendiri mampu membawa Thailand meraih kemenangan mudah 3-0 atas Filipina dan 2-0 atas Selandia Baru.

“Target kami adalah untuk menyandang gelar juara ASEAN lagi,’’ katanya. “Tujuan pertama kami adalah mencapai semifinal. Jika kami mencapai babak itu, kami akan memiliki kesempatan lebih besar untuk memenangkan gelar.”

Menurut Kiatisuk, Singapura memang lebih untung karena bermain kandang. "Namun bermain di kandang akan membuatmu lebih tertekan. Saya rasa kami akan mendapatkan poin melawan Singapura.”
Persaingan "Lapis Kedua"

Tim nasional Malaysia kali ini ditukangi Dollah Salleh,  pemain kunci kemenangan Malaysia pada final 1996 .

Pelatih berusia 51 tahun itu memikul tanggung jawab untuk menghidupkan lagi The Tigers, yang pada Piala AFF 2012 harus bertekuk lutut oleh Thailand di semifinal.

Harus diakui, Salleh menghadapi masalah berat lantaran tim yang diambil alih sejak Juni lalu ini menelan empat kekalahan dari lima pertandingan terakhirnya.

Lini pertahanan Malaysia cukup bermasalah. Gelandang Aidil Zafuan Radzak dan R. Gopinathan menderita cedera, demikian pula dengan Afif Amiruddin.

Belum lagi terbatasnya waktu latihan dengan beberapa pemain yang tidak bisa bergabung dengan tim sampai final Piala Malaysia 1 November lalu.

”Sebagai sebuah tim, kami belum menemukan kekompakan. Ada banyak pekerjaan di depan.”

Malaysia akan berhadapan dengan Myanmar di laga perdananya, tim yang berada di tangan pelatih hebat, Avramovic.

The White Angels menjadi tim terbaik di kualifikasi dengan tiga kali kemenangan dan satu kali hasil imbang. "Myanmar tampil tidak begitu bagus pada Piala AFF beberapa tahun terakhir, tapi saya tidak ingin berspekulasi sejauh mana kami bisa melangkah," katanya.

“Kami berada satu grup dengan juara bertahan dan tim spesialis juara. Kami sangat termotivasi untuk bersaing pada grup ini.”
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER