Madrid, CNN Indonesia -- Presiden Liga Profesional Spanyol (LFP), Javier Tebas pada Kamis (4/12) mengancam klub yang tidak ikut berperan menghilangkan kekerasan grup suporter radikal (ultras). Ancaman itu bisa berupa denda, pengurangan skor, hingga degradasi.
Pihak pemerintah dan otoritas sepak bola Spanyol saat ini memang sedang berusaha membasmi ultras. Apalagi setelah seorang suporter klub Deportivo La Coruna terbunuh sebelum pertandingan melawan Atletico Madrid pada akhir pekan lalu.
Semenjak insiden itu terjadi, Atletico telah memutuskan hubungan dengan grup ultras mereka, Frente Atletico. Deportivo juga telah menutup pintu stadion mereka untuk grup ultras yang disebut Riazor Blues.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan mendata semua grup ultras dan akan memikirkan strategi untuk menghilangkan mereka dari stadion-stadion," ujar Tebas saat diwawancara oleh stasiun radio
COPE.
Selama ini klub-klub di Spanyol menghadapi para pendukung ultras dengan berbagai tingkat toleransi yang berbeda.
Sebalum tragedi kematian suporter Deportivo baru ada beberapa klub yang sama sekali tidak menerima kehadiran ultras di stadion mereka. Beberapa klub itu di antaranya Barcelona, Real Madrid, dan Espanyol.
"Sebagai presiden LFP saya merasa bertanggung jawab. Saya meminta Federasi sepakbola Spanyol (RFEF), Komite Olahraga Pemerintah (CSD), polisi, suporter, media, dan para klub lebih aktif membasmi ultras agar insiden kekerasan tidak terulang lagi," ujar Tebas menandaskan.